Perempuan di Monas

Ketika pertama kali datang ke Jakarta di tahun 1989 (20 tahun lalu), aku ditanya ma sepupuku, "gambar apa yang ada di atas monas itu?". Aku bingung, khan baru kali ini ke Jakarta. Sama bingungnya ketika pertama kali naik pesawat. Kupikir di pesawat tuh pake digelar tikar seperti dirumahku, terus penumpang duduk slonjoran. Eh... tak taunya pake kursi, terus harus duduk sesuai nomornya pulak. Malu aku.

Karena aku bingung, sepupuku bilang "patung itu menggambarkan patung perempuan sedang duduk dengan gerai rambutnya yang panjang. Rambut atasnya disimpul seperti sanggul kecil. Duduk menghadap Istana Negara. Sebelah kanan patung adalah Stasiun Gambir". Aku masih tetep bingung (kalo bingung, pegangan ma tiang aja, terus nyanyi-nyanyi kek pelem india). Aku pun mulai memperhatikan patung yang berada paling atas di tugu Monas yang berbalut emas, yang keliatan sepintas seperti lidah api.

Kemudian karena waktu itu sering hilir mudik di Monas pake bus (lupa nomer berapa), akhirnya terjawab suatu ketika aku bisa melihat dengan jelas gambar patung perempuan tersebut. Jelas seperti yang dijelaskan oleh sepupuku. Patung lidah api terbalut emas itu menggambarkan seorang perempuan. Bukan gambar abstrak lidah api. Kulihat dari sisi sebelah kiri Monas Jalan Medan Merdeka Barat.

Postingan ini sesuai pertanyaanku di Angkringan Jogja paliiiiing bawah.

==============
Di bawah ini merupakan kutipan dari http://www.jakarta.go.id/
Gambar dari Wikipedia

Tugu Peringatan Nasional yang satu ini merupakan salah satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat melawan penjajah Belanda. Monumen Nasional yang berada dipusat kota Jakarta yaitu di Lapangan Monas Jakarta Pusat mulai dibangun pada tahun 1959 dan selesai pada tahun 1960.
Bentuk Tugu peringatan yang satu ini sangat unik. Sebuah batu obelik yang terbuat dari marmar yang berbentuk lingga yoni simbol kesuburan ini tingginya 137 meter.
Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang berbentuk nyala obor perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35 kg. Lidah api atau obor ini sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia yang ingin mencapai kemerdekaan
Tugu Peringatan Nasional ini lebih dikenal dengan sebutan Tugu Monas yang dibangun diareal seluas 80 hektar. Tugu ini diarsiteki oleh Soedarsono dan F. Silaban (arsitek Mesjid Istiqlal), dengan konsultan Ir. Rooseno. Resmi dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975.
Monas mengalami lima kali pergantian nama yaitu Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Disekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga. Pada hari-hari libur, Minggu atau libur sekolah banyak masyarakat yang berkunjung kesini.
Di dalam bangunan Monumen Nasional ini juga terdapat museum dan aula untuk bermeditasi. Para pengunjung dapat naik hingga keatas dengan menggunakan elevator. Dari atau Monumen Nasional dapat dilihat kota Jakarta yang semakin padat dan semrawut dari puncak monumen.