Hercules : Besar dan Tangguh

Satu lagi pesawat TNI AU Republik Indonesia jatuh. Menambah luka bagi Bangsa Indonesia. Jatuhnya pesawat jenis Hercules C-130 HS (Long Body) nomor seri A-1325, mengakibatkan makin berkurangnya ALUTSISTA (Alat Utama Sistem Pertahanan) Indonesia. Pesawat ini merupakan pesawat jenis pengangkut yang sangat terkenal. Mulai dikembangkan sejak 1951 ketika perang Korea, dimana jenis pesawat sebelumnya tidak mampu untuk ikut dalam jenis perang yang lebih modern.

Nama Hercules tercantum pada jenis pesawat ini berdasarkan mitologi Yunani dimana Dewa Hercules tergambar sebagai pahlawan dan dewa yang penuh kekuatan dan berbadan besar, merupakan anak Dewa Zeus. Kemudian nama Hercules pun banyak dipakai pada berbagai perusahaan, dibuatkan drama, fiksi, gelar orang, tempat, jenis binatang (Hercules Beetle/Dynastinae jenis rhinoceros), teknologi, maupun alat transport.

Tercatat, pesawat yang memiliki rentang sayap terpanjang juga bernama Hercules buatan Hughes Aircraft dengan nama lengkap Hughes H-4 Hercules (Spruce Goose --> spruce=pohon cemara, goose=angsa). Pesawat jenis amphibi ini terbuat dari kayu lapis yang dilaminating, akibat adanya pembatasan penggunaan material alumunium, dibuat di tahun 1947 hanya berjumlah 1 dan sekarang berada di Evergreen Aviation Museum. Sayangnya pesawat ini terbang hanya untuk 1 kali dalam seumur hidupnya pada tanggal 2 November 1947 sejauh 1,6 km dengan ketinggian 21 meter. Setelah itu, pesawat ini tidak terbang lagi.

Pesawat Hercules buatan Lockheed lebih bagus, handal dan maju daripada buatan Hughes yang cuma 1 saja. Hercules buatan Lockheed telah diproduksi massal dan tetap beroperasi sampai sekarang dengan lebih dari 40 jenis pesawat. Hercules juga merupakan 5 dari jenis pesawat dunia yang telah merayakan ulang tahun ke 50 (Desember 2006). 4 jenis pesawat lainnya yang telah berulang tahun ke 50 adalah English Electric Canberra, B-52 Stratofortress, Tupolev Tu-95, dan KC-135 Stratotanker.
Pesawat Hercules buatan Lockheed dikembangkan oleh Tim Desainer Lockheed yang dipimpin oleh Willis Hawkin dengan dokumen proposal setebal 130 halaman berdasarkan permintaan dari United States Air Force (USAF) pada 2 Februari 1951. USAF merasa bahwa dalam perang Korea yang dimulai Juni 1950 merupakan perang dunia II dalam era transportasi pasukan dan kebutuhannya. USAF membutuhkan gerakan cepat dan dalam jumlah banyak bagi pasukannya, yang tidak dapat dilayani oleh pesawat-pesawat sebelumnya yaitu C-119 Flying Boxcars, C-47 Skytrains dan C-46 Commandos. Maka USAF mengeluarkan General Operating Requirement (GOR/Kebutuhan Dasar Operasi Umum) yaitu pesawat dengan persyaratan :
  • mengangkut minimal 92 penumpang atau 72 pasukan (combat trooper) atau 64 pasukan penerjun (paratroopers),
  • dengan jarak jelajah minimal 1,100 nmi (1,300 mil; 2,000 km),
  • dapat lepas landas (take-off) pada landasan pendek dan tidak dikeraskan
  • tetap dapat terbang walau 1 mesinnya mati.
Permintaan kebutuhan USAF ini disampaikan kepada perusahaan Boeing, Douglas, Fairchild, Lockheed, Martin, Chase Aircraft, North American, Northrop, dan Airlifts Inc.

Tim Desainer Lockheed semula membuat proposal untuk nama pesawat L-206 yang memenangkan kontrak dengan USAF pada 2 Juli 1951. Prototipe (model contoh) pertama (tetapi tidak bisa terbang) bernama YC-130 dibuat 23 August 1954 di pabrik Lockheed di Burbank, California. Protipe kedua merupakan pesawat YC-130 yang pertama kali terbang dengan pilot Stanley Beltz dan Roy Wimmer selama 61 menit penerbangan ke Edwards Air Force Base.

Setelah kedua prototipe tersebut selesai, produksi dimulai di pabrik Lockheed di Marietta, Georgia sebanyak 2.300 unit. Produksi pesawat pertamanya diberi nama Hercules C-130A dengan mesin Allison T56-A-9 turboprops dengan 3 bilah kipas (three-blade propellers). Pengiriman/penyerahan kepada USAF dimulai Desember 1956, dan terus berlanjut sampai dikeluarkannya jenis Hercules C-130B pada tahun 1959.

Berbagai jenis (lebih dari 40 jenis militer dan termasuk untuk penggunaan sipil) telah dikembangkan dan dipakai oleh sekitar 69 negara di dunia ini, dan salah satunya C-130 HS (longbody) dipakai oleh Indonesia yang jatuh di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Magetan, Jawa Timur, Rabu 20 Mei 2009.


Innalillahi wainnailaihi rajiun
Turut berduka cita

General characteristics C-130 H (Data from The Aviation Zone)

* Crew: 4-6: at least 2 pilots,1 flight engineer (eliminated in the J variant), and 1 loadmaster; additional loadmaster and navigator are usually part of the crew
* Capacity:
o 92 passengers or
o 64 airborne troops or
o 74 litter patients with 2 medical personnel
* Payload: 45,000 lb (20,000 kg) including 2-3 Humvees or an M113 Armored Personnel Carrier
* Length: 97 ft 9 in (29.8 m)
* Wingspan: 132 ft 7 in (40.4 m)
* Height: 38 ft 3 in (11.6 m)
* Wing area: 1,745 ft² (162.1 m²)
* Empty weight: 83,000 lb (38,000 kg)
* Useful load: 72,000 lb (33,000 kg)
* Max takeoff weight: 155,000 lb (70,300 kg)
* Powerplant: 4× Allison T56-A-15 turboprops, 4,300 bhp (3,210 kW) each

Performance

* Maximum speed: 329 kn (379 mph, 610 km/h)
* Cruise speed: 292 kn (336 mph, 540 km/h)
* Range: 2,050 nmi (2,360 mi, 3,800 km)
* Service ceiling: 33,000 ft (10,000 m)

Comparable aircraft
* Antonov An-12
* Blackburn Beverley
* Transall C-160



Sumber bacaan :
United Nations Join Logistic Centre (http://www.unjlc.org/)
Wikipedia (http://en.wikipedia.org/
US Air Force (http://www.af.mil/)
US NAVY (http://www.navy.mil/)
Global Security (http://www.globalsecurity.org/)
Military Aviation (http://www.aviamil.net/)
The Aviation Zone (http://www.theaviationzone.com/)