Bekerja sebagai ibadah

Postingan ini sebenarnya dibuat hari Jum'at tanggal 25 Desember 2009 jam 13.30 wib tetapi dipublish/diterbitkan hari ini untuk menyambung postingan Rahasia Bisnis dan The Corporate Sufi sebelumnya. Kebetulan sekali ketika mengikut ibadah shalat jumat jam 12.00 tersebut di Mesjid Jabal Rahmah Tangkerang Utara Pekanbaru, ustadz memberikan khotbah jum'at tentang Bekerja sebagai ibadah. Inti khotbahnya adalah kebahagiaan dunia dan akhirat dengan bekerja hanya didapat jika dalam bekerja tersebut tidak melupakan syariat agama sehingga bekerja menjadi ibadah bagi pribadi kita dan kita mendapat pahala yang berlimpah dan berkah. Untuk melaksanakannya, sekurang-kurangnya dengan melafazkan niat :

"sengaja aku bekerja hari ini dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"

atau

"sengaja aku bekerja hari ini karena Allah"

(dapat disesuaikan bagi penganut non-Muslim dengan menyebutkan Tuhan, Yesus, Sang Hyang Widi Wasa, Sang Budha Gautama, atau lainnya sesuai kepercayaannya)

Niat diatas tentunya lebih bagus lagi diikuti dengan pelaksanaan syariat agama dalam hal bekerja/berusaha/berdagang. Beberapa, secara garis besar telah dijelaskan dalam postingan Rahasia Bisnis Rasulullah Muhammad SAW.

Hal ini tidak jauh beda dengan pemikiran Corporate Sufi dari Azim Jamal. Walaupun Azim Jamal mengambil bagian Sufi saja untuk ditonjolkan, tetapi dalam perspektif luas, intinya adalah sama yaitu :

BEKERJA SEBAGAI IBADAH
Beribadah dalam bekerja

untuk mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat
seperti yang telah dikerjakan oleh
Baginda Rasulullah MUHAMMAD SAW
1400-an tahun lalu


Ustadz juga memberikan khotbah
"Jangan tinggalkan iman saudara-saudara di almari rumah, bawalah selalu iman ketika sedang bekerja ataupun berdagang"
(maksudnya iman bukanlah suatu barang tangible yang bisa diletakkan di luar tubuh manusia, iman itu berada di hati dan dilaksanakan dalam setiap kegiatan)

"Tak jarang kita jumpai pedagang yang melakukan kecurangan dalam timbangan, kecurangan dalam ukuran minyak, dan kecurangan lain, hanya sekedar untuk mendapatkan keuntungan lebih dari usaha dagangnya. Orang seperti inilah yang telah mencampakkan imannya."



Semoga kita semua tersadarkan