Jenis Cara Kerja Reaktor Nuklir (PLTN)

Cara Kerja Reaktor Nuklir dahulu menjadi semacam "paper" (ringkasan tulisan) yang kukerjakan kelas 6 SD, cuma judul tepatnya kurang ingat seeh. Kemudian, baru-baru ini terjadi gempa dahsyat di Jepang pada hari Jum'at tanggal 11 bulan Maret 2011 lalu. Gempa yang terjadi kali ini berkekuatan 8.9 SR melanda Jepang bagian selatan, dimana tepatnya di daerah Hyuga-nada, terjadi pada pukul 13.06 waktu setempat. Gempa Jepang sendiri terjadi di 31,8 LU dan 132,0 BT, berkedalaman 10 kilometer di bawah laut. Jepang telah menyatakan keadaan darurat di dua pembangkit nuklir yang rusak oleh gempa bumi. Gempa berkekuatan 8,9 skala Richter dan tsunami yang terjadi setelah itu memadamkan aliran listrik dan menyebabkan sistem pendingin macet di dua pembangkit tenaga nuklir di Fukushima. Mereka memperingatkan akan adanya kebocoran radiasi pada waktu uap dilepaskan dari reaktor tersebut dalam upaya untuk menurunkan peningkatan tekanan. Bahan-bahan radioaktif telah ditemukan di luar sebuah reaktor, di mana para pejabat mengatakan mereka sedang berusaha menetapkan apakah pencairan telah terjadi. Pihak berwenang memerintahkan orang-orang yang tinggal dalam radius 10 kilometer dari pembangkit itu agar mengungsi.

Berdasarkan Laporan Badan Penanggulangan Bencana Nuklir http://www.kantei.go.jp/jp/kikikanri/jisin/20110311miyagi/ yang diolah ulang oleh BATAN dilaporkan kronologis kejadian bahwa :
Tanggal 12 Maret 2011
15:36 Terjadi guncangan vertikal, terjadi ledakan besar antara Unit 1 dan Unit 2, timbul asap putih.
16:17 Paparan radiasi melampaui 500 micro-sievert/jam
20:20 Mulai dilakukan injeksi ke reaktor unit 1 menggunakan air laut dari jalur hydrant. Selanjutnya air laut akan dicampur dengan asam borat yang diinjeksikan melalui valve-pit.

Tanggal 13 Maret 2011
8:56 Karena paparan radiasi melebihi 500 micro Sievert per jam, maka dinyatakan dalam kondisi darurat.

Tanggal 15 Maret 2011
6:10 terjadi bunyi aneh di sekitar ruang supression pool pada unit 2 tekanan menurun, kemungkinan terjadi sesuatu

6:14 Unit 4 terdengar suara, dinding berlobang. Unit 3 mengeluarkan asap.

6:20 minus 2700 mm tekanan air di RPV 612 kPa

6:42 kelihatan terjadi kebocoran di suppresion pool

6:56 Unit 4 terjadi deformasi dibagian atas gedung reaktor

8:25 Unit 2 disekitar lantai 5 gedung reaktor terdapat asap putih


Baca selengkapnya :
Berita Terkini Asia
Kronologis Ledakan PLTN Fukushima Daiichi Akibat Gempa dan Tsunami Jepang


Bagaimana dengan Indonesia???
Coba baca artikel dari BATAN (Badan Tenaga Nuklir Indonesia) dibawah ini
"Sampai saat ini Indonesia belum berhasil membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), sehingga belum ada sebuahpun PLTN yang dapat dioperasikan untuk mengurangi beban kebutuhan energi listrik yang saat ini semakin meningkat di Indonesia. Padahal energi nuklir saat ini di dunia sudah cukup berkembang dengan menguasai pangsa sekitar 16% listrik dunia. Hal ini menunjukkan bahwa energi nuklir adalah sumber energi potensial, berteknologi tinggi, berkeselamatan handal, ekonomis, dan berwawasan lingkungan, serta merupakan sumber energi alternatif yang layak untuk dipertimbangkan dalam Perencanaan Energi Jangka Panjang bagi Indonesia guna mendukung pembangunan yang berkelanjutan."

.....

"Pada perkembangan selanjutnya setelah dilakukan beberapa studi tentang beberapa lokasi PLTN, maka diambil suatu keputusan bahwa Semenanjung Muria adalah lokasi yang paling ideal dan diusulkan agar digunakan sebagai lokasi pembangunan PLTN yang pertama di Indonesia. Disusul kemudian dengan pelaksanaan studi kelayakan tentang introduksi PLTN yang pertama pada tahun 1978 dengan bantuan Pemerinatah Itali, meskipun demikian, rencana pembangunan PLTN selanjutnya terpaksa ditunda, untuk menunggu penyelesaian pembangunan dan pengoperasian reaktor riset serbaguna yang saat ini bernana “GA Siwabesy” berdaya 30 MWth di Puspiptek Serpong."


Bagaimana dengan Fukushima?
Ledakan yang terjadi di PLTN Fukushima bukan ledakan nuklir, itu adalah ledakan hidrogen. Hal ini disampaikan oleh Kepala PPEN Dr. Ir. A. Sarwiyana Sastratenaya aat menerima kunjungan 10 anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bangka Barat.

Kompleks PLTN Fukushima Daiichi mempunyai enam buah PLTN, yaitu PLTN unit 1 - 6, yang dioperasikan oleh Tokyo Electric Power Company. PLTN unit 4, 5 dan 6 sedang dalam kondisi perawatan, sedangkan PLTN unit 1, 2 dan 3 sedang beroperasi normal.

Walaupun kecelakaan yang terlihat adalah dalam bentuk ledakan hidrogen, namun pengamatan menunjukkan adanya lepasan radioaktif yang menyebabkan naiknya laju dosis di lokasi (baca KRONOLOGIS LEDAKAN PLTN FUKUSHIMA JEPANG di atas). Tercatat pada tanggal 15 Maret pukul 00.00 laju dosis sebesar 11.9 milliSievert (mSv) per-jam dan enam jam kemudian yaitu pada tanggal 15 Maret pukul 06.00 tercatat dosis sebesar 0.6 mSv. Hal ini menunjukkan penurunan. Akan tetapi sebelumnya telah dilaporkan hasil pengamatan laju dosis sebesar 100 milliSievert dan 400 mSv di lokasi. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi pelepasan bahan radioaktif di PLTN Fukushima sangat fluktuatif sesuai dengan kondisi yang sebenarnya di teras reaktor ke empat reaktor yang mengalami kecelakaan. Sampai pada tanggal 17 Maret 2011 Badan otoritas Jepang masih mengklasifikasikan kejadian di Fukushima Unit satu berada pada level 4 International Nuclear and Radiological Event Scale (INES) “Kecelakaan dengan konsekuensi local.” Akan tetapi pada tanggal 18 Maret 2011 Badan otoritas Jepang telah menetapkan klasifikasi kejadian Fukushima Unit 1 berada pada level 5 yaitu ”Kecelakaan dengan dampak yang lebih luas”. Artinya ada kemungkinan terjadi kerusakan berat pada teras reaktor dan disertai dengan peningkatan jumlah paparan yang significant mengenai penduduk.

Dengan semakin besarnya paparan radioaktif yang terlepas ke udara akan semakin besar pula dampak radiologi yang akan mengenai penduduk di sekitar PLTN maupun di Negara lain yang cukup jauh akan terkena paparan termasuk ke Indonesia. Benarkah demikian? Untuk menjawab pertanyaan ini perlu dilakukan kajian tentang besarnya lepasan radioaktif yang telah menyebar di kota-kota di Jepang dan analisis kemungkinan dampaknya ke Indonesia. Namun terlebih dahulu perlu dipahami pengertian dampak radiologi secara umum.

Prinsip/Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir



Nuklir selain dapat digunakan sebagai sebuah bom, dapat juga digunakan sebagai pembangkit daya. Energi panas yang dihasilkannya dapat menggerakkan turbin listrik untuk menghasilkan listrik. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa "Nuklir diproses menghasilkan panas yang akan dipakai menggerakkan turbin pembangkit listrik". Prinsip kerja PLTN sebenarnya mirip dengan pembangkit listrik lainnya, misalnya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Uap bertekanan tinggi pada PLTU digunakan untuk memutar turbin. Tenaga gerak putar turbin ini kemudian diubah menjadi tenaga listrik dalam sebuah generator. Perbedaan PLTN dengan pembangkit lain terletak pada bahan bakar yang digunakan untuk menghasilkan uap, yaitu Uranium. Reaksi pembelahan (fisi) inti Uranium menghasilkan tenaga panas (termal) dalam jumlah yang sangat besar serta membebaskan 2 sampai 3 buah neutron.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN adalah sebuah pembangkit daya thermal yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya. Prinsip kerja sebuah PLTN hampir sama dengan sebuah Pembangkilt Listrik Tenaga Uap, menggunakan uap bertekanan tinggi untuk memutar turbin. Putaran turbin inlah yang diubah menjadi energi listrik. Perbedaannya ialah sumber panas yang digunakan untuk menghasilkan panas. Sebuah PLTN menggunakan Uranium sebagai sumber panasnya. Reaksi pembelahan (fisi) inti Uranium menghasilkan energi panas yang sangat besar.

Daya sebuah PLTN berkisar antara 40 Mwe sampai mencapai 2000 MWe, dan untuk PLTN yang dibangun pada tahun 2005 mempunyai sebaran daya dari 600 MWe sampai 1200 MWe. Sampai tahun 2006 terdapat 443 PLTN yang beroperasi di dunia, yang secara keseluruhan menghasilkan daya sekitar 1/6 dari energi listrik dunia.

Dalam teknologi reaktor dikenal istilah sistem keselamatan berlapis yaitu lapisan penghalang terlepasnya zat radioaktif ke lingkungan. Sebagai gambaran disajikan sistem penghalang pada suatu reaktor daya, yaitu:

* Kristal bahan bakar
* Kelongsong elemen bakar
* Bejana tekan
* Bejana keselamatan
* Sistem penahan gas dan cairan aktif
* Perisai biologis
* Gedung reaktor
* Sistem tekanan negatif

Bila prinsisp-prinsip keselamatan ini digunakan dalam pembangunan reaktor, niscaya keselamatan operasi reaktor akan terjamin. Untuk reaktor kecil seperti reaktor riset sistem keselamatannya tidak selengkap reaktor daya.

Jenis Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir


Pressurized Water Reactor (PWR)
PWR adalah jenis reaktor daya nuklir yang menggunakan air ringan biasa sebagai pendingin maupun moderator neutron. Reaktor ini pertama sekali dirancang oleh Westinghouse Bettis Atomic Power Laboratory untuk kepentingan kapal perang, tetapi kemudian rancangan ini dijadikan komersial oleh Westinghouse Nuclear Power Division. Reaktor PWR komersial pertama dibangun di Shippingport, Amerika Serikat yang beroperasi sampai tahun 1982.

Boiling water reactor (BWR)
Reaktor jenis BWR merupakan rancangan reaktor jenis air ringan sebagai pendingin dan moderator, yang juga digunakan di beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Reaktor BWR pertama sekali dirancang oleh Allis-Chambers dan General Electric (GE). Sampai saat ini, hanya rancangan General Electric yang masih bertahan. Reaktor BWR rancangan General Electric dibangun di Humboldt Bay di California. Perusahaan lain yang mengembangkan dan membangun reaktor BWR ini adalah ASEA-Atom, Kraftwerk Union, Hitachi. Reaktor ini mempunyai banyak persamaan dengan reaktor PWR; perbedaan yang paling kentara ialah pada reaktor BWR, uap yang digunakan untuk memutar turbin dihasilkan langsung oleh teras reaktor.

Reaktor Air Didih Lanjut (Advanced Boiling Water Reactor, ABWR)
ABWR adalah reaktor air didih lanjut, yaitu tipe modifikasi dari reaktor air didih yang ada pada saat ini. Perbaikan ditekankan pada keandalan, keselamatan, limbah yang rendah, kemudahan operasi dan faktor ekonomi. Perlengkapan khas ABWR yang mengalami perbaikan desain adalah (1) pompa internal, (2) penggerak batang kendali, (3) alat pengatur aliran uap, (4) sistem pendinginan teras darurat, (5) sungkup reaktor dari beton pra-tekan, (6) turbin, (7) alat pemanas untuk pemisah uap (penurun kelembaban), (8) sistem kendali dijital dan lain-lain.

Reaktor CANDU
Reaktor CANDU atau CANada Deuterium Uranium adalah jenis reaktor air berat bertekanan yang menggunakan Uranium alam oksida sebagai bahan bakar. Reaktor ini dirancang oleh Atomic Energy Canada Limited (AECL) semenjak tahun 1950 di Kanada. Karena menggunakan bahan bakar Uranium alam, maka reaktor ini membutuhkan moderator yang lebih efisien seperti air berat (Heavy Water Reactor).

Reaktor tabung Tekan
Reaktor tabung tekan merupakan reaktor yang terasnya tersusun atas pendingin air ringan (ada juga air berat) dan moderator air berat atau pendingin air ringan dan moderator grafit dalam pipa kalandria. Bahan pendingin dan bahan moderator dipisahkan oleh pipa tekan, sehingga bahan pendingin dan bahan moderator dapat dipilih secara terpisah.

Pebble Bed Modular Reactor (PBMR)
Reaktor PBMR menawarkan tingkat keamanan yang baik. Proyek PBMR masa kini merupakan lanjutan dari usaha masa lalu dan dipiloti oleh konglomerat internasional USA berbasis Exelon Corporation (Commonwealth Edison PECO Energy), British Nuclear Fuels Limited dan South African based ESKOM sebagai perusahaan reaktor. PBMR menggunakan helium sebagai pendingin reaktor, berbahan bakar partikel uranium dioksida yang diperkaya, yang dilapisi dengan Silikon Karbida berdiameter kurang dari 1mm, dirangkai dalam matriks grafit. Bahan bakar ini terbukti tahan hingga suhu 1600oC dan tidak akan meleleh di bawah 3500oC. Bahan bakar dalam bola grafit akan bersirkulasi melalui inti reaktor karena itu disebut sistem pebble-bed.

Reaktor Magnox
Reaktor Magnox merupakan reaktor tipe lama dengan siklus bahan bakar yang sangat singkat (tidak ekonomis), dan dapat menghasilkan plutonium untuk senjata nuklir. Reaktor ini dikembangkan pertama sekali di Inggris dan di Inggris terdapat 11 PLTN dengan menggunakan 26 buah reaktor Magnox ini. Sampai tahun 2005 ini, hanya tinggal 4 buah reaktor Magnox yang beroperasi di Inggris dan akan didekomisioning pada tahun 2010.

Advanced Gas-cooled Reactor (AGR)
Advanced Gas-Cooled Reactor (AGR) merupakan reaktor generasi kedua dari reaktor berpendingin gas yang dikembangkan Inggris. AGR merupakan pengembangan dari reaktor Magnox. Reaktor ini menggunakan grafit sebagai moderator netron, CO2 sebagai pendingin dan bahan bakarnya adalah pelet Uranium oksida yang diperkaya 2,5%-3,5% yang dikungkung di dalam tabung stainless steel. Gas CO2 yang mengalir di teras mencapai suhu 650oC dan kemudian memasuki tabung generator uap. Kemudian uap yang memasuki turbin akan diambil panasnya untuk menggerakkan turbin. Gas telah kehilangan panas masuk kembali ke teras.

Russian Reaktor Bolshoi Moshchnosty
RBMK merupakan singkatan dari Russian Reaktor Bolshoi Moshchnosty Kanalny yang berari reaktor Rusia dengan saluran daya yang besar. Pada tahun 2004 masih terdapat beberapa reaktor RMBK yang masih beroperasi, namun tidak ada rencana untuk membangun reaktor jenis ini lagi. Keunikan reaktor RBMK terdapat pada moderator grafitnya yang dilengkapi dengan tabung untuk bahan bakar dan tabung untuk aliran pendingin.

I JUST WANT TO SAY...
NO NUKE IN INDONESIA, PLEASE!!!



Amerika adalah negara yang terbanyak mengoperasikan PLTN di dunia yaitu sebanyak 104 PLTN, diikuti oleh Prancis sebanyak 59 PLTN, Jepang 56 PLTN, Rusia 31 PLTN, Inggris 23, Korsel 20 PLTN, Kanada 18 PLTN, Jerman 17 PLTN, Ukraina dan India masing-masing 15 PLTN.

PLTN adalah merupakan sebuah bom waktu yang resmi dan disahkan pemerintah. Bom itu akan meledak dan membahayakan masyarakat sekitarnya dan akan meluas lagi. Bagaimanapun tingkat keamanan yang diterapkan, tidaklah menjamin 100% PLTN itu aman. Pelajarilah kasus Chernobyl, Fukushima dan kasus PLTN lainnya.

Sumber :
http://www.batan.go.id/ptrkn/
http://www.batan.go.id/FAQ/faq_pltn.php
http://id.wikipedia.org/wiki/Daya_nuklir
http://en.wikipedia.org/wiki/Nuclear_power
http://id.wikipedia.org/wiki/Reaktor_nuklir
http://en.wikipedia.org/wiki/Nuclear_reactor_technology
http://en.wikipedia.org/wiki/Nuclear_power_by_country
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Nuclear_Power_Plant_2.jpg