Pewarta Warga Indonesia (Indonesian Citizen Jounalist)

Pewarta Warga (Citizen Jounalist) Indonesia merupakan postingan untuk memenuhi permintaan dari komentar agar aku dan teman-teman berbagi ilmu hasil Kopdar Pewarta Warga Indonesia (Citizen Journalist Indonesia) pada postingan sebelum ini.

Wikipedia Inggris dijelaskan :
Citizen journalism (also known as "public", "participatory", "democratic", "guerrilla" or "street journalism") is the concept of members of the public "playing an active role in the process of collecting, reporting, analyzing and disseminating news and information," according to the seminal 2003 report We Media: How Audiences are Shaping the Future of News and Information. Authors Bowman and Willis say: "The intent of this participation is to provide independent, reliable, accurate, wide-ranging and relevant information that a democracy requires."

Citizen journalism should not be confused with community journalism or civic journalism, which are practiced by professional journalists, or collaborative journalism, which is practiced by professional and non-professional journalists working together. Citizen journalism is a specific form of citizen media as well as user generated content.

Di Indonesia, Citizen Journalism lebih dikenal sebagai Pewartaan Warga yang pelakunya disebut Citizen Journalist atau Pewarta Warga walau belum ada yang menyebut Pemberitaan Warga atau Pemberita Warga yaitu warga masyarakat biasa yang menyampaikan berita. Pada beberapa negara atau kelompok orang menyebutnya sebagai Public Journalism, Participatory Journalism, Democratic Journalism, Guerrilla Journalism ataupun Street Journalism. Apapun istilahnya, Pewarta Warga adalah orang-orang yang melakukan kegiatan mengumpulkan (collecting), melaporkan (reporting), menganalisa (analyzing) dan menyebarkan (disseminating) berita dan informasi (news and information).

Jadi disini terdapat 4 kegiatan utama pelaku pewarta warga :
  1. mengumpulkan (collecting)
  2. melaporkan (reporting)
  3. menganalisa (analyzing)
  4. menyebarkan (disseminating)

Dalam hal ini kegiatan melaporkan dirasa sangat bisa digabungkan dengan kegiatan menyebarkan. Hal ini terjadi karena Pewarta Warga biasanya bekerja sendiri tanpa atasan yang harus dilaporkan. Kemudian, sebagian pelaku kebanyakan melakukan 2 kegiatan utama saja yaitu mengumpulkan dan menyebarkan. Sebagian pelaku tetap menganalisa terlebih dahulu sebelum menyebarkan. Kemampuan seorang pelaku pewarta warga sangat variatif berdasarkan latar belakang keilmuan, luasan wawasan, kemampuan berpikir, dan alat analisa (jika ada).

Pewarta Warga mennyebarkan berita dan informasi dengan berbagai cara dan media (yang juga diikuti oleh pewarta profesional yang bekerja di media informasi mainstream (media utama seperti koran, majalah, tabloid, televisi yang dimiliki oleh sebuah atau beberapa badan hukum). Pewarta warga dapat menyebarkan informasi dari media yang tersedia bersamanya misalnya sms, handphone, radio CB, media social network di internet, bahkan bisa langsung dari mulut ke mulut dengan berita yang valid (bukan gosip). Dalam menyebarkan berita (4w1h) dan informasi (kumpulan data), seorang pewarta warga dapat saja menggunakan bahasa resmi, bahasa gaul, bahasa alay, bahasa pasar atau campurannya.

Menurut....... analisis saya (mengikut kepada Sentilan Sentilun di Metro TV), jika seseorang mengirim sms kepada temennya :
"Hai bro, tadi malam rumah tetangga gw kerampokan. Sebiji televsisi hilang, sepasang sendal jepit jepang raib, jarum pentul sekotak kabur. Kebayang ma elo ga bro, gile bener tuh rampok. Masa jarum pentul untuk jilbab bini temen gw itu juga diembat."
Maka pengirim sms itu telah menjadi seorang PEWARTA WARGA. Walaupun bahasa yang digunakan adalah bahasa gaul banget getho lhoo yang belom 4l4y banget. Gimana kalo pake bahasa banci waria sindang begindang begindung dung dung dung preeeeet....

Di tahun 2006, Mark Glaser, seorang wartawan bebas (freelance journalist) yang banyak menulis di berbagai media massa mainstream menjelaskan :
The idea behind citizen journalism is that people without professional journalism training can use the tools of modern technology and the global distribution of the Internet to create, augment or fact-check media on their own or in collaboration with others. For example, you might write about a city council meeting on your blog or in an online forum. Or you could fact-check a newspaper article from the mainstream media and point out factual errors or bias on your blog. Or you might snap a digital photo of a newsworthy event happening in your town and post it online. Or you might videotape a similar event and post it on a site such as YouTube.
Mark Glaser mendefinisikan bahwa seorang Pewarta Warga adalah orang yang tanpa pelatihan pewartaan profesional dapat menggunakan berbagai media yang dimilikinya baik itu internet dan tekhnologi lain untuk membuat, menambah, mengecek fakta media dengan cara dan bahasa sendiri dan menggabungkan dengan yang lain. Misalnya seorang pewarta warga dapat memberitakan tentang suatu keadaan, atau bahkan memberitakan analisa berita yang ada di media mainstream. Bahkan bisa saja seorang pewarta warga menampilkan photo dan video untuk menyampaikan suatu informasi ke publik.

Dalam dal ini, ada 4 jenis utama Pewarta Warga :
  1. Pewarta Tulis
  2. Pewarta Photo
  3. Pewarta Video
  4. Pewarta Campuran dari 3 jenis pewarta di atas

Apapun bentuk berita dan informasi yang disampaikan ke publik atau masyarakat oleh seorang yang bukan wartawan profesional adalah disebut PEWARTA WARGA. Demikian juga bagi seorang NaraBlog (Blogger) yang umumnya mempunyai sebuah media penyebaran berita dan informasi yaitu BLOG. Pewarta Warga juga sering disebut Jurnalis Orang Biasa, bahkan ada yang menyebut Jurnalis Orang Pinggiran (menngikut kepada lagu Bang Iwan Fals).

Yang patut dicatat adalah KEKUATAN PEWARTA WARGA (Citizen Journalism Storm) dapat melebihi kekuatan media massa mainstream. Hal ini terlihat dari berita yang disampaikan media massa mainstream tersebut berlomba-lomba untuk memberitakan dengan cepat, tepat dan terpercaya dengan cara/media apapun, bahkan berita sekecil apapun yang penting untuk disampaikan. Hal ini dapat dilihat ketika gempa yang terjadi di Jakarta beberapa tahun sebelum ini. Seorang pengguna TWITTER dapat mendahului menyampaikan berita gempa ke dunia internet lebih cepat 10 menit dari media massa mainstream.

KECEPATAN DAN VALIDITAS BERITA/INFORMASI MENJADI KUNCI UTAMA JURNALIS.

SO.... MARI MENJADI PEWARTA WARGA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA YANG ADA BAIK ITU BLOG, SOCIAL NETWORK, SMS, DAN MEDIA LAINNYA.

SAMPAIKAN DENGAN CEPAT DAN VALID.

PARA NARABLOG (BLOGGER) ADALAH PEWARTA WARGA.

Postingan selanjutnya diusahakan mengenai KODE ETIK PEWARTA WARGA yang sangat jelas berhubungan dengan Pewarta Warga Indonesia (Indonesian Citizen Jounalist). Atau mosting sejarah Pewarta Warga aja ya? hmmmm... liat nanti deh.