Cerita Rakyat Indonesia

Cerita rakyat Indonesia memang banyak kemiripan. Misalnya tema/topik cerita tentang kedurhakaan seorang anak terhadap orang tua terutama ibu. Cerita ini mungkin saja bersumber dari pikiran manusia dahulu untuk menceritakan sesuatu keadaan alam dengan menghubungkan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Seperti cerita Malin Kundang dari Sumatera Barat. Bisa saja awal cerita itu bermula dari sebuah batu yang mirip manusia bersujud di pantai Air Manis Padang Sumatera Barat. Bentuk batu tersebut dihubungkan dengan nilai-nilai kemanusiaan bahwa janganlah manusia durhaka kepada orang tua terutama ibu, wallahu’alam bis sawab.

Hal ini juga terdapat dalam cerita-cerita rakyat Melayu Indonesia. Cerita si Lancang dan Batu Batangkup yang telah diceritakan terdahulu, bertema tentang kedurhakaan anak terhadap orang tuanya terutama ibu. Ibu sebagai pintu ibadah untuk masuk sorga merupakan hal yang jamak diketahui orang, cuma masih banyak orang yang melupakan hal itu. Dengan cerita rakyat begini diupayakan agar semua manusia dapat menghargai, menyayangi dan menghormati ibu.

Cerita-cerita rakyat lainnya banyak juga yang berhubungan dengan alam serta keadaan manusia seperti cerita Batu Bergantung di Danau Toba (cerita seorang gadis yang bunuh diri), Tangkuban Perahu di Sunda (cerita seorang anak yang melamar ibunya), serta cerita lainnya. Seperti yang telah disebutkan, mungkin saja keadaan alam (bentuk batu, gunung, sungai, dll) yang dihubungkan dengan keadaan manusia (sifat, sikap, tabiat, bentuk fisik, dll). Namun begitu, cerita-cerita ini patut dilestarikan. Terima kasih kepada pencerita-pencerita ulang dan penerbit-penerbit yang telah membuat berbagai buku tentang cerita rakyat Indonesia.

Cerita Rakyat Melayu Riau Indonesia yang telah diceritakan dalam Gerubuk Buruk Tamadun Melayu :
Si Lancang
Batu Batangkup
Burung Tempua dan Burung Puyuh
Batang Tuaka
dan cerita lainnya yang akan diposting bertahap