Sempian Kopi Luwak Arabica Indonesia

Sempian Kopi Luwak Arabica merupakan merk dagang kopi luwak dari jenis Arabica yang diproduksi oleh Perusahaan Industri Rumah Tangga daerah Sempain di Desa Kedaburapat Kecamatan Rangsang Barat Kabupaten Meranti Propinsi Riau Indonesia. Kopi luwak ini dihasilkan dari hewan luwak (Paradoxorus hermaproditus) atau luak atau rase atau musang luwak yang dipelihara penduduk yang diberi makanan berupa buah kopi Arabica yang juga ditanam dalam perkebunan rakyat setempat.

Kopi di perkebunan rakyat ini, ditanam disela-sela antara pohon pinang dan pohon kelapa ini tumbuh rendah sehingga memudahkan pemanenan buah kopi. Tanah daerah Rangsang barat merupakan tanah yang memiliki unsur hara yang sangat tinggi karena merupakan tanah yang membentuk pulau "delta" dari proses sedimentasi lumpur dari sungai-sungai yang bermuara di pesisir pantai Sumatera, khususnya daerah Propinsi Riau. Dengan demikian, perkebunan kopi rakyat di daerah Rangsang tidak begitu membutuhkan pupuk. Hal ini mengakibatkan rasa kopi Arabika yang lebih memiliki citarasa karena sangat jauh dari pengaruh pupuk kimia.

Sempian Kopi Luwak Arabica

Kopi Luwak Arabika Sempian (Sempian Civet Coffee Arabica) merupakan kopi hasil fermentasi oleh luwak dan diproduksi secara tradisional oleh Perusahaan Industri Rumah Tangga Insan Mandiri di daerah Sempian Desa Kedaburapat di Kecamatan Rangsang Barat - Meranti Propinsi Riau. Produk Kopi Luwak Sempian ini ada 2 jenis yaitu Civet Coffee Bean atau biji kopi luwak yang sudah disangrai, dan Civet Coffee Powder atau Bubuk Kopi Luwak yang siap diseduh dan dihidangkan. Produk Kopi Luwak ini dikemas masing-masingnya dalam 5 ukuran yaitu 50gr, 100gr, 250gr, 500gr dan ukuran 1kg.

Informasi tentang Kopi Luwak produksi Propinsi Riau ini kudapat ketika aku melakukan perjalanan di Desa Bokor - Rangsang Barat (tetangga desa Kedaburapat) untuk meliput kegiatan Pesta Seni dan Budaya "Fiesta Bokor Riviera" tanggal 16-19 Juli 2011 lalu. Fiesta itu sendiri berjalan lancar dengan mengetengahkan kegiatan seni dan budaya rakyat Melayu pesisir dan sungai serta melihat kehidupan di perkebunan rakyat. Perkebunan rakyat yang dijadwalkan panitia adalah perkebunan Durian dan Manggis. Pada kesenggangan waktu lain, aku secara khusus diajak melihat perkebunan rakyat kopi Arabika ini.

Dua produk kopi luwak yang kubeli adalah produk bubuk kopi luwak dalam kemasan 50 gr dan 100 gram yang masing-masingnya berharga Rp.50.000,- dan Rp.100.000,- setelah mendapat diskon dari penjual. Harga dasar penjualan menurut penjual di acara Fiesta Bokor Riviera tersebut adalah :

UKURAN KEMASAN : HARGA
BUBUK KOPI LUWAK . .
50 gram : Rp75,000.00
100 gram : Rp150,000.00
250 gram : Rp350,000.00
500 gram : Rp650,000.00
1 kilogram : Rp1,250,000.00
BIJI KOPI LUWAK . .
50 gram : Rp70,000.00
100 gram : Rp140,000.00
250 gram : Rp330,000.00
500 gram : Rp620,000.00
1 kilogram : Rp1,200,000.00










Secangkir kopi luwak kira-kira 100 ml seharga Rp.27.000,- s/d 35.000,- di Cafe Kopi Luwak maupun di beberapa kafe lainnya. Rasa Kopi luwak sangat berbeda dengan rasa kopi biasa. Kopi luwak dihasilkan dari "tahi" atau tinja (feses) luwak atau musang. Bukan tinja secara nyata, tetapi biji kopi yang keluar bersama tinja luwak/musang. Hal ini sama seperti "durian gajah", buah durian didapat dari buah durian yang dimakan oleh gajah, lalu buah durian keluar secara utuh bersama tinja. Durian gajah ini sudah tidak ada durinya lagi.

Buah Kopi yang dimakan oleh luwak/musang/civet keluar bersama tinja dalam bentuk biji kopi tanpa kulit. Hal yang istimewa adalah, luwak hanya memakan biji kopi yang bermutu dan telah masak. Buah kopi yang tidak bagus, tidak akan dimakan oleh luwak. Luwak memilih buah kopi yang mempunyai tingkat kematangan yang optimum berdasarkan rasa dan aroma serta memakannya dengan mengupas kulit luarnya dengan mulut, lalu menelan lendir serta bijinya.

Buah kopi yang dimakan oleh luwak tersebut terutama kulit dan lendir yang menempel pada biji kopi. Lendir pada biji kopi itu berasa manis, setelah ditelan luwak maka biji kopi akan mengalami fermentasi di dalam perut luwak. Biji kopi inilah yang mengalami fermentasi dengan suhu tubuh 24-26 derajat celcius dibantu dengan enzim dan bakteri yang ada dalam pencernaan perut luwak. Proses ini berlangsung sekitar 10 jam yang mengakibatkan turunnya kadar protein pada biji kopi yang menyebabkan berkurangnya rasa "bitter" (pahit) pada saat proses roasting (sangrai). Hal ini yang menyebabkan rasa sedap pada kopi luwak. Aromanya kuat yang bertahan lama di mulut dengan rasa pahit yang sedikit. Inilah yang menjadikan kopi luwak ini bercitarasa khas serta menjadikannnya KOPI TERMAHAL DI DUNIA, salah satu merknya produksi Indonesia adalah Sempian Kopi Luwak Arabica.

Untuk pembelian dan traveling di perkebunan kopi luwak sempian tersebut dapat menghubungi :
attayaya@gmail.com

Tulisan ini diterbitkan atas bantuan beberapa pihak, untuk itu perlu disampaikan ucapan terima kasih dari attayaya kepada :
  • Viza Accord - yang telah membawaku keliling desa dan melihat perkebunan rakyat kopi arabika dengan menggunakan sepeda motor.
  • Sopandhi Bathin Galang - Ketua Sanggar Seni Bathin Galang Bokor
  • Prof. Dr. Yusmar Yusuf - Budayawan dan Sejarawan Melayu
  • Dedi Ariandi & keluarga
  • Seluruh rakyat Desa Bokor - Rangsang Barat - Meranti - Riau - Indonesia