Sejarah Bahasa Indonesia dan Perkembangannya Hingga Kini

Attayaya.net - Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tentu kita tidak dapat lepas dari interaksi sosial. Adanya ‘bahasa’ membuat lawan bicara dapat memahami dan mengerti maksud dan tujuan apa yang disampaikan. Bahasa sendiri merupakan bentuk ujaran berupa bunyi yang digunakan untuk berkomunikasi dalam lingkungan masyarakat.

Dalam serajahnya, bahasa memiliki fase perkembangannya sendiri. Hingga kini perkembangan itu justru ke arah bahasa asal yang dibuat oleh sekelompok orang sebagai bentuk komunikasi antar mereka dan nyaris merebak ke mana-mana. Bahasa alay misalnya. Siapa sangka bahasa yang diucapkan oleh anak-anak remaja yang masih mencari jati diri ini, sekarang merebak kemana-mana. Apalagi dengan begitu banyaknya aplikasi chit chat menyebabkan bahasa Indonesia kian semrawut. 

Masyarakat Indonesia memang sungguh kreatif dari sisi iseng namun slow mo dari segi iptek. Maaf buat yang tersinggung. 

Namun meski kini banyak bahasa yang terdengar asal, bahasa Indonesia tetap saja menjadi salah satu bahasa yang digunakan seluruh warga Indonesia. Bahkan bahasa Indonesia kini dipelajari oleh beberapa negara. Semoga ini merupakan kabar baik. 


Peran Bahasa Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan kebudayaan dan bahasa daerah dengan jumlah terbayak didunia. Terdapat 652 bahasa daerah yang tersebar diseluruh wilayah nusantara. Maka, digunakanlah bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa.

Namun, sebagai warga negara kadang kita tidak tahu bagaimana sejarah bahasa Indonesia. Berasal dari mana bahasa Indonesia yang kita gunakan, hingga bagaimana perkembangan ejaan yang digunakan dari masa ke masa.

Awal Mula Bahasa Indonesia Berasal dari Bahasa Melayu
Bahasa bukan hanya sebagai ujaran komunikasi. Namun, juga sebagai identitas dalam sebuah bangsa. Tentunya diakui dan dihormati bukan hanya oleh bangsa itu sendiri, namun juga dunia internasional. Sejak zaman dahulu, penduduk nusantara sudah menggunakan bahasa melayu dalam kehidupan bermasyarakat.

Hal tersebut diketahui dari berbagai peninggalan sejarah. Salah satunya adalah prasasti di kedukan bukit berangka tahun 684 M di Palembang. Berisi huruf Pranagari melayu kuno yang digunakan pada masa Kerajaan Sriwijaya. Dan bukan hanya Kerajaan Sriwijaya saja yang sudah menggunakan bahasa melayu kuno ini.

Perkembangan Bahasa Indonesia dari Masa ke Masa
Dalam perkembangannya bahasa melayu banyak mengadopsi bahasa-bahasa daerah setempat. Hal tersebut tampak jelas dari salah satu peninggalan-peninggalan kerajaan islam berupa batu bertulis maupun dari hasil kesusastraan pada abad ke 16 dan 17. 

Bentuk peninggalan bahasa melayu yang terdapat pada batu bertulis terdapat pada batu nisan makan raja-raja di Aceh. Sedangkan susastra melayu seperti terdapat pada salah satu syair Hamzah Fansuri, hikayat raja-raja Pasai dan lain sebagainya. 

Kebangkitan nasional pada saat itu mendorong tumbuhnya rasa persatuan dan persaudaraan di kalangan masyarakat bangsa Indonesia. Mengukuhkan bahwa bahasa melayu diangkat menjadi bahasa resmi dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Hal tersebut seperti terkutip dalam isi sumpah pemuda.

Sejarah dan Perkembangan EYD Bahasa Indonesia
Perkembangan bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia memiliki banyak sejarah. Salah satunya adalah perkembangan ejaan yang disempurnakan atau biasa disebut EYD dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan perkembangan EYD, dibagi menjadi beberapa fase yaitu :

1.    Ejaan Van Ophuysen
Ejaan van ophusyen sendiri merupakan ejaan bahasa melayu dengan bentuk huruf latin. Ejaan ini disusun pada tahun 1896 oleh Charles Van Ophuijan yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan.

Contoh penulisan Ejaan Van Ophuysen adalah pada kata Surabaïa, dan huruf j untuk penulisan kata jang (dibaca : yang) dsb. Kemudian huruf ‘oe’ untuk bacaan ‘u’ dan beberapa tanda baca seperti koma ain dan tanda trema.

2.    Ejaan Melayu Indonesia ( Ejaan Suwandi, Ejaan Melindo)
Ejaan Suwardi berlaku sejak tanggal 17 maret 1947 disahkan oleh Menteri Pendidikan yakni Mr. Muh. Yamin. Pengesahan dilakukan dalam kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tahun 1949.
Beberapa hal yang perlu diketahui dari perubahan ejaan Van Ophusyen menjadi ejaan Suwardi, yaitu :

  • Penggunaan ejaan ‘oe’ dirubah menjadi ‘u’. Seperti pada kata ‘oemar’ menjadi umar.
  • Bunyi sentak yang disimbolkan dengan hamzah diganti menjadi huruf ‘k’. Seperti pada kata pa’ menjadi pak, ma’lum menjadi maklum, dsb.
  • Kata berulang boleh disimbolkan dengan angka 2. Contoh pada kata ‘lari-lari’ menjadi ‘lari2’.
  • Imbuhan kata di- dipasangkan dalam satu rangkaian dengan kata yang mengikutinya. Contoh pada kata di ‘dipasar’.


3.    Ejaan Yang Disempurnakan
Dalam perjalanan menuju EYD melewati 3 fase ejaan lainnya. Yaitu ejaan Pembaruan pada tahun 1957, ejaan melindo pada tahun 1959 dan ejaan LBK pada tahun 1966.
Ejaan yang disempurnakan ini berlaku pada tahun 1972. Lebih tepatnya diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1972. Berdasarkan putusan presiden no. 57 tahun 1972.

Dalam EYD yang menggantikan ejaan-ejaan sebelumnya, terdapat beberapa perbedaan. Antara lain :

  • Kata ‘tj’ di ganti menjadi ‘c’
  • Kata ‘dj’ di ganti menjadi ‘j’
  • Kata ‘nj’ dinganti menjadi ‘ny’

Perkembangan Terakhir Ejaan Bahasa Indonesia
Perubahan yang terjadi pada ejaan-ejaan di Indonesia tidak lepas dari berbagai faktor. Antara lain:

  • Dari segi teknis
  • Dari segi praktis
  • Dari segi ilmiah
  • Dari segi konotatif
  • Dari segi politisi

Seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan bahasa Indonesia yang diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1972 ini semakin diperkaya oleh perkembangan karya sastranya.
Dalam perjalanannya mengenalkan ejaan yang disempurnakan, pemerintah Indonesia melalui departemen pendidikan dan kebudayaan membagikan buku kecil dengan judul “Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan”. Hal ini dilakukan agar masyarakat mengetahui patokan penggunaan ejaan tersebut. 

PUEBI atau EBI Gantikan Ejaan yang Disempurnakan
Dan hari ini, penyebutan EYD atau ejaan yang disempurnakan sudah tidak berlaku. Hal tersebut sesuai dengan salinan peraturan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.50 Th. 2015 tentang pedoman umum ejaan bahasa Indonesia atau disingkat PUEBI atau EBI. Peraturan tersebut ditetapkan di Jakarta pada tanggal 26 November 2015 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anis Baswedan yang kini menjadi Gubernur Jakarta.

Beberapa perubahan dari EYD menjadi EBI terbagi menjadi beberapa garis besar sebagai berikut :

  • Pemakaian Huruf
  • Penulisan Kata
  • Pemakaian tanda Baca

Sebagai bahasa Resmi Republik Indonesia. Bahasa Indonesia disebut sebagai persatuan, maksudnya adalah bahasa Indonesia memiliki peran penting bagi persatuan bangsa dari berbagai macam suku dan bahasa daerah. Agar tetap terjaga dan lestari sudah sepantasanya sebagai warga negara yang baik tetap menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi. Disamping kita juga harus belajar bahasa asing agar dapat bersaing di era milenial.