12 - Nenas - Pasca Panen

12. PASCAPANEN
Buah nanas termasuk komoditi buah yang mudah rusak, susut dan cepat busuk. Oleh karena itu, setelah panen memerlukan penanganan pascapanen yang memadai.

12.1. Pengumpulan
Setelah panen dilakukan pengumpulan buah ditempat penampungan hasil atau gudang sortasi.

12.2. Penyortiran dan Penggolongan
Kegiatan sortasi dimulai dengan memisahkan buah yang rusak, memar, busuk, atau mentah secara tersendiri dari buah yang bagus dan normal. Klasifikasi buah berdasarkan bentuk dan ukuran yang seragam, jenis maupun tingkat kematangannya.

12.3. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan jika harga turun, sehingga untuk menunggu harga naik maka dilakukan penyimpanan. Buah nanas biasanya disimpan dalam peti kemas dalam ruangan dingin yang suhunya sekitar 5 derajat C.

12.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Kegiatan pengemasan dimulai dengan mengeluarkan buah nanas dari lemari pemeraman, lalu dipilih (sortasi) berdasarkan tingkat kerusakannya agar seragam. Kemudian buah nanas dibungkus dengan kertas pembungkus lalu dikemas dalam keranjang bambu atau peti kayu atau dos karton bergelombang. Ukuran wadah pengemasan 60 x 30 x 30 cm yang diberi lubang ventilasi. Proses pengangkutan dimulai dengan memasukkan peti kemas secara teratur pada alat pengangkutan,
buah nanas diangkut dan dipasarkan ke tempat pemasaran.

Storage and transport
Fresh pineapple is often somewhat expensive as the tropical fruit is delicate and difficult to ship. Pineapples can ripen after harvest, but require certain temperatures for this process to occur. Like bananas, they are chill-sensitive and should not be stored in the refrigerator. They will, however, ripen if left outside of a refrigerator. The ripening of pineapples can be rather difficult as they will not ripen for some time and in a day or two become over-ripe, therefore, pineapples are most widely available canned. To tell if a pineapple is ripe at a grocery store, shoppers should make sure the "eyes," or markings on the fruit, are uniform in size from top to bottom.