02 - Nenas - Catatan Sejarah

Third Editing on 25 Agustus 2008, 12:06 wib


Nenas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Memiliki nama daerah danas (Sunda) dan naneh atau nanas (Sumatera). Dalam bahasa Inggris disebut pineapple dan orang-orang Spanyol menyebutnya pińa (dibaca : pinya).
Christopher Columbus (1451 – May 20, 1506) penjelajah berkebangsaan Italia yang menjelajah ke dataran Amerika menemukan buah nenas di kepulauan Guadalupe di tahun 1493. Di Guadalupe dan Amerika Selatan, nenas telah lama tumbuh. Columbus menyebutnya piña de indies yang berarti ”pine of Indians” (cemara dari Indian). Salah satu suku di Amerika Selatan – Indian Guarani – telah lama menanam nenas untuk makanan. Suku ini menyebut nenas dengan nama naná yang berarti ”buah yang sangat bagus”. Penjelajah yang lain yaitu Ferdinand Magellan (lahir musim Spring 1480 – meninggal 27 April 1521 di Mactan Island, Cebu, Philippines) berkebangsaan Portugis tercatat menemukan nenas di Brizilia di tahun 1519, kemudian di tahun 1555, nenas telah di ekspor ke Inggris. Secara cepat menyebar ke India, Asia dan Hindia Barat (Indonesia).


Catatan tentang Nenas tahun 1555


Nenas berasal dari Brasilia (Amerika Selatan) yang telah di-domestikasi disana sebelum masa Colombus. Pada abad ke-16 orang Spanyol membawa nenas ini ke Filipina dan Semenanjung Malaysia, masuk ke Indonesia pada abad ke-15, (1599). Masuk di Indonesia tepatnya di Jawa dan Sumatra dibawa oleh para pelaut Spanyol dan Portugal, pada mulanya hanya sebagai tanaman pekarangan, dan meluas dikebunkan di lahan kering (tegalan) di seluruh wilayah nusantara. Tanaman ini kini dipelihara di daerah tropik dan sub tropik. Industri pengalengan internasional dibangun di Thailand, Filipina, Malaysia dan Sumatra Utara juga di Hawaii, Brazil, Taiwan, Afrika Selatan, Kenya, Pantai Ivory, Mexico dan Puerto Rico.

Dalam bahasa Inggris disebut pineapple yang berasal dari dari persamaan bentuk buah pohon pinus yaitu pine-cone (biji/buah cemara). Sebutan ini pertama kali tercatat pada tahun 1398, yang asalnya dulu digunakan untuk menjelaskan organ reproduksi dari pohon conifer (sekarang disebut pine-cone). Ketika bangsa Eropa melakukan eksplorasi laut (menjelajah dunia) maka ditemukanlah buah tropikal ini, bangsa Eropa menyebutnya “pineapples” (kata ini tercatat pada 1664) .

Dalam bahasa ilmiah Ananas comosus, kata ananas asalnya dari bahasa Tupi (Tupian Languages) yang tinggal di daerah Rio de Janeiro, Brazil yairu kata untuk pine ananas yang tercatat pada tahun 1555 oleh Andre Thevenet. Kata comosus berarti “berumbai” (tufted) yang didasarkan pada bentuk tangkai/batang buah yang mempunyai daun berumbai-rumbai. Pada genus/kerabat nenas lainnya sering juga disebut pine saja.

Di Spanyol, pineapples disebut ananá atau ananás atau juga piňa (dibaca ananya atau ananyas atau juga pinya). Orang Amerika Hispanik tetap menyebutnya piňa (seperti minuman piňacolada). Dalam beberapa bahasa di Eropa termasuk Polish, German, French, Italian, Catalan dan Swedish menggunakan sebutan ananas. Di Brazil khususnya tumbuh nenas dengan varietas abacaxi (/abaka'ʃiː/) yang besar dan manis. Orang Tamil menyebutnya "Annachi Pazham". Di Bengali, disebut "anarosh" dan di Malayalam adalahnya dikenal "Kaitha Chakka". Di bahasa Malayu, nanas diketahui sebagai "nanas" atau "nenas".

A painting by Hendrik Danckerts from 1675 showing Charles II of England being given the first pineapple grown in England by his royal gardener, John Rose.
Lukisan Hendrik Danckerts tahun 1675 menunjukkan Charles II of England sedang diberikan nenas pertama yang tumbuh di Inggeris oleh John Rose, tukang kebun istana.


Nenas menyebar dari Amerika Selatan (terutama dari Brasil) melalui pembibitan dan semasa Christipher Columbus (1492) nenas berkembang ke Selatan dan Tengah Amerika, Mexico Selatan dan kepulauan Karibea Hindia Barat (Caribbean West Indies). Columbus juga membawa beberapa bibit ke Eropa. Kemudian bangsa Spanyol membawanya ke Filipina, Hawaii dan Guam. Di Hawai dibawa dan diperkenalkan pada awal abad 19 dengan perkebunan komersil pertamanya di tahun 1886. Nenas berhasil dikembangkan di Eropa dengan menggunakan hothouse/greenhouse (rumah kaca) di awal tahun 1720. Jenis nenas yang tumbuh di Eropa dari varietas “Red Spanish”, “Hilo”, “Smooth Cayenne”, “St. Michael”, “Kona Sugarloaf”, “Natal Queen”, dan “Pernambuco”.

A pineapple field in Veracruz, Mexico
Ladang nenas di Veracruz Meksiko


Nenas di Kepulauan Hawai, Amerika Serikat

Kapten James Cook (7 November 1728 – 14 February 1779), seorang penjelajah dari Inggris yang ahli navigasi dan kartographi, membawa dan memperkenalkan nenas ke Hawai di tahun 1790. Perkebunan komersial di Hawai baru mulai di tahun 1880-an ketika kapal uap menjadi alat transportasi utama yang mudah dan cepat sehingga dapat membawa nenas yang cepat membusuk ke berbagai tempat dalam keadaan masih segar.

Di tahun 1901, James Drummond Dole (27 September 1877 – 20 May 1958), memulai membuka kebun nenas seluas 60 acres (240.000 m2 atau 24 ha) di Wahiawa Hawai. Di tahun 1903 memulai usaha pengalengan nenas di Honolulu Harbour sehingga dapat dikirim keseluruh dunia. The Dole Hawaiian Pineapple Company (Hapco) menjadi bisnis yang meledak di tahun 1921 sehingga membuat usaha perkebunan dan industri nenas di Hawai menjadi besar. Pada tahun 1922, Dole membeli Pulau Lanai dan menjadikannya perkebunan nenas dengan luas 200.000 acres (800 km2) yang menjadi perkebunan nenas terluas di dunia. Karena itu Dole dikenal sebagai sebagai Pineapple King. Industri pengalengan nenas tidak memakai pemanis buatan karena rasa nenas itu sendiri sudah manis.

Di wilayah Hawaii tepatnya di Pulau Oahu, nenas ditanam oleh perusahaan perkebunan Amerika yaitu pada tahun 1901 oleh James Drummond Dole dan 1917 oleh Perusahaan Del Monte. Pada tahun 1909, Maui Pineapple Company mulai menanam nenas di perkebunan di Pulau Maui. Pada tahun 2006, Perusahaan Del Monte mengundurkan diri dari perusahaan nenas Amerika terbesar tersebut. Maui Pineapple Company memasarkan nenas dengan merek Maui Gold sedangkan Dole memasarkan nenas dengan merek Hawaii Gold.

Pada tahun 1986, penelitian di Amerika oleh Pineapple Research Institute dibubarkan dan asetnya dibagi antara Del Monte dengan perusahaan Maui Land and Pineapple. Del Monte mengambil ladang nenas 73-114, yang digabungkan dengan ladang nenas MD-2, yaitu perkebunannya di Kosta Rika, sehingga bertambah besar di sana, dan memperkenalkannya ke publik pada 1996. Del Monte juga mulai memasarkan nenas varietas 73-50 yang dijuluki CO-2 dan dijual dengan merek Del Monte Gold. Pada 1997, Del Monte mulai memasarkan nenas Gold Extra Sweet, yang diketahui dari varietas MD-2. MD-2 adalah hibrida yang berasal dari di program pemuliaan bibit oleh Pineapple Research Institute di Hawaii, yang disalurkan penelitiannya atas nama Del Monte, Maui Land & Pineapple Company, dan Dole.

Pekerja Pengalengan Nenas di Hawaii jaman dahulu


Hawai menyuplai 1/3 nenas dunia. Bagaimanapun, bukanlah berasal dari Hawai tetapi nenas telah membuat Hawai terkenal dan menjadi seakan-akan berasal dari Hawai. Nenas ini berasal dari Brazil, Amerika Selatan dikembangkan pertaniannya dan produksi akhir menjadi nenas kaleng. Nenas menjadi hasil utama pertanian di Hawai. Nenas (pineapple) disebut karena merupakan bentuk persamaan dari pine-cone (buah cemara). Kata Pine-Cone sendiri telah tercatat dalam catatan tahun 1398. Kata pineapple (atau disebut pinappel oleh orang Inggris Tengah / Middle English) tidak pernah ada dalam catatan sampai 3 abad kemudian tepatnya di tahun 1664.

Ketika Presiden Amerika Serikat Pertama George Washington (memerintah 1789-1797) memakan nenas di Kepulauan Barbados di tahun 1751, dia menyatakan bahwa nenas adalah buah tropikal favoritnya. Walaupun nenas tumbuh dengan subur di Florida, tetapi masih menjadi makanan langka di Amerika pada saat itu.

Asia Tenggara mendominasi produksi nenas dunia, tahun 2001 Thailand memproduksi 1.979 juta ton, Philipina memproduksi 1.618 juta ton, sedangkan wilayah Amerika seperti Brazil hanya 1.430 juta ton. Total produksi nenas dunia di tahun 2001 adalah 14.220 juta ton. Negara-negara pengekspor nenas di tahun 2001 misalnya Costa Rica sebesar 322.000 ton, Cote d’Ivoire (Pantai Gading) sebesar 188.000 ton, dan Philipina sebesar 135.000 ton. Pada waktu yang hampir bersamaan, nenas kaleng segar diproduksi dari varietas Smooth Cayenne. Sekitar tahun 2000, nenas kaleng yang ada di supermarket-supermarket di Amerika dan Eropa yang mengandung Low-Acid Hybrid yang telah dikembangkan di Hawai tahun 1970-an.

Di pertanian nenas, percepatan pertumbuhan bunga buah dilakukan oleh manusia sehingga dapat mempercepat masa panen. Jika buah telah siap dipanen, biasanya akan tumbuh bibit/anakan nenas dibawah pohon induk/utama yang biasa disebut “bibit ketiak”. Sehingga jika nenas dipanen dengan menebang pohon induk/utamanya, tetapi tetap membiarkan anakan nenas tumbuh disamping/dibawahnya.


Morphology of Pineapple



Ciri-ciri tanaman
  • 'Hilo': 1–1.5 kg (2-3 lb), salah satu varietas dari Hawaii 'Smooth Cayenne'. Nenas ini lebih banyak mata spiral dan menghasilkan banyak air.
  • 'Kona Sugarloaf': 2.5–3 kg (5-6 lb), dagingnya putih tanpa empulur di tengahnya. Buah berbentuk Cylindrical, rasanya manis dan tidak asam.
  • 'Natal Queen': 1–1.5 kg (2-3 lb), dagingnya kuning keemasan (golden yellow), teksturnya segar dan sangat enak. Cocok untuk dimakan langsung karena segarnya. Cepat busuk sehingga harus dimasukkan ke pendingin jika telah matang. Daunnya berduri.
  • 'Pernambuco' ('Eleuthera'): 1–2 kg (2-4 lb) dagingnya berwarna putih atau putih kekuningan. Berasa manis sehingga enak dimakan langsung. Tidak cocok untuk dikapalkan jika perjalanan jauh karena cepat membusuk. Daunnya berduri.
  • 'Red Spanish': 1–2 kg (2-4 lb), kekuning-kuningan dengan aroma yang menyegarkan, matanya berbentuk agak kotak. Sangat cocok untuk diekspor karena lambat terjadi pembusukan. Daunnya berduri.
  • 'Smooth Cayenne': 2.5–3 kg (5-6 lb), warna dagingnya kekuning-kuningan hingga kuning. Berasa sangat manis dan asam. Berbentuk Cylindrical. Cocok untuk nenas kaleng atau proses lainnya. Daunnya tidak berduri. Nenas varietas ini berasal dari Hawai dan banyak dijumpai di toko-toko di Amerika.


Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan, nenas terbentuk dari dua spiral utama yang saling bertautan. Salah satu spiral berisi 8 (delapan) spiral dan 13 (tigabelas) di baian lainnya. Angka ini disebut angka Fibonacci. Daun dari varietas “Smooth Cayenne” umumnya tidak berduri kecuali pada bagian ujung daun. Tetapi varietas “Spanish/Spanyol” dan “Queen” berduri sepanjang tepi daun. Secara alami, umumnya penyerbukan untuk pembentukan bibit dilakukan oleh burung Kolibri (Hummingbird).

Nenas hutan biasanya tumbuh karena penyerbukan oleh kelelawar. Nenas hutan adalah keluarga nanas-nanasan yang biasanya disebut Bromeliad. Bromeliad bagus untuk tanaman hias karena bunganya yang cantik. Malah ada salah satu bromeliad yang bunganya mengembang di malam hari dan menguncup di siang hari.

Habitat tumbuhnya yaitu pada area dengan temperatur rata-rata 23—32°C. Pada elevasi yang tinggi buah menjadi lebih asam. Tanaman ini tahan terhadap kekeringan dan curah hujan yang optimal 1000—1500 mm per tahun. Tanaman ini menyukai drainase yang bagus pada tanah lempung berpasir dengan kandungan bahan organik yang tinggi dan pH 4.5—6.5.

Buah ini punya banyak manfaat. Selain enak dimakan buahnya, kandungan enzim bromelin di dalamnya ampuh sebagai pengempuk daging. Bahkan, nanas muda sering dimanfaatkan sebagai pelancar air seni. Daunnya yang kaya serat berguna untuk dibuat tali. Kepopulerannya mendorong munculnya jenis-jenis lain di Tanah Air. Sekitar 30 tahun silam, Indonesia kembali dibanjiri tanaman nanas. Tapi yang hadir kali ini, bukan tanaman nanas yang dipanen buahnya, melainkan untuk dinikmati keindahan daun dan bunganya. Neoregelia 'Pink grass' misalnya, tampil mencolok berbalut warna merah jambu. Lain lagi dengan alcantarea, yang bersosok besar sehingga bisa menjadi fokus pandang jika dihadirkan di halaman.

ladang nenas pada lahan gambut
di Jalan Poros Petani Nenas
RT II RW II
Dusun I Pasar Buah
Desa Kualu Nenas
Kecamatan Tambang
Kabupaten Kampar
Riau - Indonesia
(+- 26km dari pusat Kota Pekanbaru - Riau)


Di Indonesia, nenas ditanam di kebun-kebun, pekarangan, dan tempat-tempat lain yang cukup mendapat sinar matahari pada ketinggian 1-1300 m dpl. Nenas merupakan tanaman buah yang selalu tersedia sepanjang tahun. Herba tahunan atau dua tahunan, tinggi 50-150 cm, terdapat tunas merayap pada bagian pangkalnya. Daun berkumpul dalam roset akar dan pada bagian pangkalnya melebar menjadi pelepah. Helaian daun bentuk pedang, tebal, liat, panjang 80-120 cm, lebar 2-6 cm, ujung lancip menyerupai duri, tepi berduri tempel yang membengkok ke atas, sisi bawah bersisik putih, berwarna hijau atau hijau kemerahan. Bunga majemuk tersusun dalam bulir yang sangat rapat, letaknya terminal dan bertangkai panjang. Buahnya buah buni majemuk, bulat panjang, berdaging, berwarna hijau, jika masak warnanya menjadi kuning. Buah nenas rasanya enak, asam sampai manis. Bijinya kecil, seringkali tidak jadi. Buahnya selain di makan secara langsung, bisa juga diawetkan dengan cara direbus dan diberi gula, dibuat selai, atau dibuat sirop. Buah nenas juga dapat digunakan untuk memberi citarasa asam manis, sekaligus sebagai pengempuk daging. Daunnya yang berserat dapat dibuat benang ataupun tall. Tanaman buah nenas dapat diperbanyak dengan mahkota, tunas batang, stek atau tunas ketiak daunnya.

Secara umum bahan penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang seragam. Propagasi vegetatif dengan tunas daun, dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas, terutama dari mahkota daunnya. Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan, terutama introduksi baru klon atau hibrid. Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang lebar. Direkomendasikan berjarak (90 + 60) cm x 30 cm untuk `Singapore Spanish` artinya bahwa lebar parit 90 cm, 2 garis dalam satu pasang 60 cm dan tanaman pada masing-masing garis 30 cm, memberikan kerapatan 4.4 tanaman per meter. Untuk `Masmerah` yang besar, jarak yang direkomendasikan (120 + 60) cm x 30 cm (3.7 tanaman per m2.; Di Thailand `Smooth Cayenne` berjarak (100 + 50) cm x 30 cm (4.4 tanaman per m2) di lahan kecil dan (85 + 50) cm x 25 cm (6 tanaman per m2) di lahan perkebunan yang besar. Hasil panen meningkat pada jarak yang lebih dekat, tetapi ukuran buah menurun. Dari hasil percobaan di Malaysia memperlihatkan bahwa jarak maksimum panen 60 t/ha, dan 72.000 tanaman per ha untuk `Singapore Spanish`.