Cerita Rakyat dari Kalimantan Timur Legenda Danau Lipan

Attayaya.net - Cerita Rakyat Dari Kalimatan Timur Legenda Danau Lipan



OpenClipart-Vector

 
Kalimantar Timur atau biasa disingkat menjadi KalTim adalah wilayah Indonesia sebelah Timur bersebelahan dengan Malaysia, Kalimantan Utara, Selatan dan Barat dengan ibukotanya adalah Samarinda. Sebagai salah satu wilayah yang memiliki hasil bumi ternyata KalTim juga memiliki cerita rakyat yang dapat menjadi pengajaran untuk kita. Berikut cerita rakyat dari Kalimantan Timur, Legenda Danau Lipan.

Dahulu kala, konon kota Muara Kaman dan sekitarnya merupakan lautan luas yang indah. Airnya jernih membiru aneka ikan hidup di dalamnya. Salah satu jenisnya adalah Muara Kaman Ulu lebih dikenal dengan nama benua lawas. 

Pada masa itu dibenua lawas berdiri sebuah kerajaan yang makmur bandarnya sangat ramai dikungungi oleh pedagang dari berbagai negeri. Masyarakatnya rukun saling menolong dan penuh persaudaraan. Tidak ada kejahatan yang merajalela dikerajaan karena setiap kejahatan segera diberantas sampai tuntas. 

Kerajaan itu mempunyai sebuah sumur yang disebut sumur air berani. Konon, sumur itu tidak pernah kering dan menjadi sumber air kerajaan. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang puteri yang cantik jelita. Puteri Aji Berdarah Putih namanya. 

Dia diberi nama denmikian karena kulitnya sangat putih. Jika sang Puteri makan sirih dan menelan airnya, tampaklah air sirih yang merah itu mengalir melalui kerongkongannya. Kecantikan dan keanehan Puteri Aji Berdarah Putih terdengar sampai ke berbagai negeri. Tak terkecuali Raja Cina. Seelah mendengar kabar iru, berangkatlah Raja Cina dengan jung-jung besar beserta balatentaranya ke Benua Lawas. Raja Cina ingin melamar Putri Aji.

Kedatangannya Raja Cina disambut Puteri Aji dengan ramah. Aneka makanan dihidangakan sebagai penghormatan. Berbagai hiburan kesenian khas kerajaan pun dipergelarkan. DAlam kesempatan itu Puteri Aji meluangankan waktu bersantap dengan Raja Cina. Sayangnya, Raja Cina tidak mengetahui bahwa dia tengah diuji oleh sang Putri yang pandai dan bijaksana itu.

Dalam acara jamuan itu, sang Putri merasa jijik melihat cara bersantap tamunya. Raja Cina itu makan dengan menyesap, tanpa mempergunakan tangan melainkan langsung dengan mulut seperti anjing. Sang Putri merasa tersinggung dan merasa dirinya tidak dihormati. Selesai dijamu, Raja Cina segera menyampaikan pinangannya.

"Maafkan hamba, Raja Cina. Betapa hinanya seorang putri berjodoh dengan manusia yang makannya menyesap seperti anjing." Kata Putri Aji Bedarah Putih menolak. Mendengar penolakan itu, Raja Cina sangat marah. Raja Cina segera kembali ke jungnya. Dia mengerahkan pasukan menyerang kerjaan sang Putri. Perang dahsyat pun terjadi antara balatentara Cina yang datang bagai gelombang pasang melawang balatentanra Putri Aji Bedarah Putih.

Pasukan Raja Cina demikian kuatnya. sehigga tentara Putri Aji Bedarah Putih tidak dapat menangkis serangannya. Pasukan sanga Putri pun banyak yang gugur dan terluka. Sang Putri sangat sedih dan kebingungan. Ia berusaha mencari cara untuk mengalahkan Raja Cina. Sangat lama Putri  berpikir dan tercenung. Namun ia belum juga menemukan cara yang baik. Putri hampir putus asa. Ia kemudian berdoa memohon perlindungan dari Tuhan Yang Mahakuasa. Selesai berdoa Putri segera makan sirih seraya berucap. "Kalau benar aku ini keuturnan raja sakit, maka jadiakanlah sepah-sepahku ini lipan-lipan yang dapat mengalahkan Raja Cina beserta seluruh balatentaranya"

Selesai berkata demikian, disemburkanyalah sepah dair mulutnya ke arah peperangan yang tengah berkecamuk itu. Atas kekuasaaannya Tuhan Yang Maha mampu, dalam sekejap mata sepah sirih sang Putri berubah menjadi beribu-ribu lipan yang besar-besar. Menyaksikan sepah sirihnya berubah menjadi lipan-lipan, ang Putri bergembira. Lipan-lipan itu kemudian menyerang bala tentanra Cina yang sedang mengamuk. Balatentaranya Cina yag berperang dengan gagah perkasa itu disengat lipan dan satu demi satu dapat dikalahkan. Pasukan Raja Cina pun kocar-kacir.

Setelah merasa tidak dapat mengalahkan lipan-lipan itu, Raca Cina menyuruh pasukannya munduru ke jung. Tetap ternyata lipan-lipan itu terus mengejar karena telah diminta untuk mengalahkan raja dan  balatentara Cina Raja dan segenap bala tentaranya Cina tadk dapat melawan dan akhirnya meninggal. Jung mereka pun tenggelam.

Dengan matinya Raja Cina, Putri Aji  Bedarah Putih hilang secara gaib. Bersamaan dengan lenyapnya sang Putri, lenyap pulalah Sumur Air Berani. Laut tempat jung Raja Cina tenggelam kemudian mendangkal menjadi suatu daratan berupa padang luas yang kemudian disebut dengan nama Danau Lipan. Saat ini, Danau Lipan masuk wilayah Muara Kaman, Kalimantan Timur.





dikutip dari: 366 Cerita Rakyat Nusantara