Bambu Jadi Benteng Pemecah Angin

Seperti yang telah dipaparkan dalam postingan Rumah Sejuk, Rumah Nyaman, Rumah Ramah Lingkungan kemaren yang memberikan sedikit banyak gambaran tentang bagaimana hendaknya membangun/merenovasi (jika ada dana) rumah yang ramah lingkungan, maka salah satu bagian yang perlu diperhatikan adalah vegetasi atau tumbuh-tumbuhan yang ada di pekarangan rumah. Yup.... tumbuh-tumbuhan menjadi salah satu ciri khas rumah ramah lingkungan.

Dijelaskan dalam buku Rumah Sejuk dan Hemat Energi terbitan IDEA Books, menyarankan beberapa vegetasi yang ditanam di pekarangan rumah. Salah satunya adalah bambu. Walaupun aku pernah memosting 2 kali tentang bambu, yaitu Bambu Tangguh, dan Bambu : The Fact yang bersumber dari Reader Digest Indonesia dan bambucentral.org, rasanya perlu ditambahkan lagi artikel dari Idea Books ini.

Dalam buku ini dijelaskan kegunaan pohon bambu (bambuseae), mulai dari umbi hingga batangnya. Umbi mudanya (rebung) yang bisa dikonsumsi menjadi bahan makanan (sayur). Batangnya digunakan untuk aneka keperluan termasuk konstruksi bangunan. Di pekarangan, bambu bisa menjadi benteng penahan/pemecah angin kencang yang menerpa. Selain melalui sela-sela batang, arus angin dipecahkan oleh daun-daunnya yang berukuran kecil dan jarang. Saat diterpa angin, batang dan daun akan bergoyang dan bergesekan yang menimbulkan suara yang memanjakan telinga. Kekuatan batang bambu tak perlu diragukan. Gerombolan pohon bambu masih dapat menahan terjangan angin kencang secara bersama-sama.

Bambu cepat tumbuh, bahkan sisa umbi yang ada di tanah pun masih bisa tumbuh, sehingga pertumbuhannya harus dijaga agar tidak memakan lahan yang luas. Cabutlah umbi yang masih kecil agar pertumbuhan kelompok pohon bambu dapat serasi dengan luas pekarangan.