Sejarah Rengasdengklok dan Penculikan Soekarno Hatta

teks_proklamasi


Proses perjalanan kemerdekaan Indonesia tidak bisa lepas dari peristiwa dan sejarah Rengasdengklok. Dan bisa dibilang, Rengasdengklok merupakan salah satu peristiwa sangat bersejarah bagi Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena peristiwa Rengasdengklok-lah yang berada dibalik tercapainya kemerdekaan Indonesia. Meskipun dalam peristiwa tersebut mengharuskan golongan muda akhirnya menculik Soekarno Hatta ke Rengasdengklok.

Kilas Balik Peristiwa Penculikan Soekarno Hatta

Pada tanggal 16 Agustus 1945, tepatnya 76 tahun yang lalu, peristiwa penculikan Ir soekarno dan Muhammad Hatta terjadi. Pada masa itu, sejumlah pemuda dari golongan muda membawa Ir. Soekarno dan Muhammad Hatta ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.

Dilansir dari laman kompas.com pada tanggal 9 agustus 2018, Kedua tokoh pahlawan Indonesia tersebut diamankan di sebuah rumah milik seorang petani. Latar belakang yang menyebabkan penculikan tersebut terjadi yaitu karena adanya perbedaan pendapat antara golongan tua yang terdiri dari, Ir Soekarno dan Muhammad hatta dengan golongan muda yang terdiri dari, Soekarni, Wikana, Chaerul Shaleh, dan Aidit.

Keputusan golongan tua yang menginginkan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia ditunda sebelum melakukan diskusi dengan PPKI terlebih dulu. Ditentang oleh golongan muda yang menginginkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia segera diumumkan.

Kronologis Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok

Setelah penculikan yang dilakukan golongan muda berhasil, Ir. Soekarno dan Muhammad hatta berada di Rengasdengklok selama satu hari penuh. Selama penyekapan tersebut, golongan muda terus mendesak golongan tua agar segera mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia tanpa campur tangan dari Jepang.

Oleh karena itulah, golongan muda melakukan penyekapan tersebut, yaitu agar Ir. Soekarno dan Muhammad Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang dan segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia.

Sayangnya, karena wibawanya yang besar, golongan muda merasa segan untuk mendekati dan melakukan penekanan pada Ir. Soekarno dan Muhammad Hatta. Akhirnya, melalui pembicaraan antara Shodanco Singgih dengan Ir. Soekarno, keduanya menjelaskan bahwa Ir. Soekarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia setelah dirinya kembali ke Jakarta.

Setelah mengatakan hal tersebut, Shodanco Singgih segera kembali ke Jakarta untuk menyampaikan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tersebut. Sedangkan pada saat itu, perundingan juga terjadi antara Achmad Subardjo (yang merupakan wakil dari golongan tua) dengan Wikana (yang menjadi wakil golongan muda) di Jakarta.

Dan pada waktu yang bersamaan, Laksamana Tadashi Maeda juga mengizinkan rumahnya untuk dijadikan perundingan. Bahkan dirinya juga menjamin keselamatan para pemimpin bangsa Indonesia.

Pada tahap berikutnya, Sejarah Rengasdengklok berlanjut dengan kembalinya Ir. Soekarno dan Muhammad Hatta ke Jakarta. Dalam peristiwa ini, Ahmad Subardjo menjadi orang yang sangat membantu. Karena pada saat itu, dirinya mampu meyakinkan para pemuda bahwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia akan dilaksanakan paling lambat pukul 12.00 WIB pada tanggal 17 Agustus 1945.

Alasan Mengapa Rengasdengklok Dipilih

Untuk mengamankan Ir. Soekarno dan Muhammad Hatta, pada masa itu golongan muda membawa keduanya menuju ke Rengasdengklok. Lokasinya yang cenderung jauh dari Jakarta yaitu sekitar 81 kilometer tersebut, menjadikan Rengasdengklok lebih dipilih karena dianggap aman untuk digunakan menyusun rencana kemerdekaan Indonesia.

Selain itu, Rengasdengklok merupakan tempat paling aman dan jauh dari pengawasan tentara Jepang yang ketika itu telah mengetahui rencana proklamasi kemerdekaan tersebut. Pada sejarah Rengasdengklok ini, rumah milik seorang keturunan Tionghoa yakni Djiaw Kie Siong menjadi saksi bisu sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.

Mengenang Puncak Sejarah Rengasdengklok

Sejarah Rengasdengklok terus bergulir dan berjalan cukup panjang. Pada puncaknya, peristiwa Rengasdengklok di akhiri dengan kesepakatan antara golongan pemuda dengan Laksamana Tadashi Maeda. Dalam kesepakatan tersebut, Jusuf Kunto akhirnya bersedia mengantar Achmad Subardjo dan sekretaris pribadinya untuk menjemput Ir. Soekarno dan Muhammad Hatta ke Rengasdengklok.

Sebelum keberangkatannya, Achmad Subardjo sempat memberikan sebuah jaminan bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB pada tanggal 17 Agustus 1945. Bahkan tidak tanggung-tanggung, pernyataan tersebut diucapkan Ahmad Subardjo dengan jaminan nyawanya.

Atas pernyataan dan jaminan Ahmad subardjo yang begitu meyakinkan inilah, Komandan Kompi PETA Sudanco Subeno, akhirnya bersedia melepaskan Ir. Soekarno dan Drs. Muhammad hatta beserta rombongan untuk kembali ke Jakarta. Sehingga pada pukul 17:30 WIB, rombongan tiba di Jakarta. Dan akhirnya, puncak sejarah Rengasdengklok berakhir dengan diumumkannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.