Rute Darat Lintas Timur Sumatera from Jakarta to Pekanbaru with BMW 320i

Mo narsis dikit neh....

Sebelumnya mo mohon maaf kepada temen2 karena belom sempet BW neh karena lagi ada keperluan pribadi ke Jakarta dan Pacitan Jawa Timur. Bermula di tanggal 30 September 2009, pake pesawat dengan harga tiket yang masih tinggi, aku ma 3 temen lain (bukan temen kantor) pergi ke Pacitan via Jakarta dan Solo (pas di pesawat Garuda Jakarta-Solo itulah terjadi gempa besar di Sumatera Barat). Sesampai di Solo, perjalanan dilanjutkan menggunakan taksi ke Pacitan sekitar 2,5 jam. Mpe di Pacitan, tepatnya di daerah Mentoro, sekitar jam 9 malam. Ngobrol panjang pun terjadi mpe subuh dengan temen2 di Pacitan. Subuh tidur lalu bangun lagi jam 8 untuk keperluan lain. Setelah selesai urusan, sempet jalan ke Tempat Penampungan Ikan (TPI) Pacitan ngeliat-liat sodara ikan tongkol dll. Lalu kembali ke Solo jam 12 muter2 bentar, dilanjutkan penerbangan Garuda ke Jakarta jam 18.

Hari Jum'at (2/10/09), ke Mabes Polri di daerah Trunajaya Blok M. Setelah ketemu orang yang dicari dan menyampaikan maksud dan tujuan, serta adanya tanggapan positif dari orang tersebut, maka urusan selesai. Muter-muter dulu di kemayoran dan Kelapa Gading. Terus Pulang ke Bekasi Barat.

Sabtunya muter2 lagi Mal Kelapa Gading 1,2,3 dan 5 sekalian aku mo ketemu ma pembuat aplikasi tour dan travel plus ticketing. Jahhhh.... ternyata harga pembuatan aplikasinya mahal juga. Hmmm... ntar deh dipikirkan.

Yup lanjut deh sorenya menyiapkan perlengkapan untuk berangkat lewat jalan darat pulang ke Pekanbaru. Beberapa peralatan senter, pisau belati, dll di Ace Hardware Kelapa Gading. Lalu sempet makan di Bandar Jakarta yaitu restoran tepi pantai di dalam kawasan Ancol. Abis makan, langsung tancap gas. eh.... tapi ga lupa bayar makannya dulu.

Keluar dari Taman Impian Jaya Ancol, aku yang nyetir mobil BMW 320i milik temen. Langsung naik ke jalan tol. Petunjuk arah menggunakan Google Maps melalui perangkat Blackberry Bold 9000 (tentang ini ntar akan kuposting juga). Di jalan tol temenku sebagai navigator (kami yang berangkat via darat cuma bertiga aja) salah membaca petunjuk simpang tol Ancol ke Tangerang. Jahhh...... jadi sesat deh. Kami pikir masing ada simpang tol lain yang mengarah ke Tangerang atau Merak. Ternyata oh ternyata ..... kami malah mengarah ke jalan Tol Dalam Kota Jakarta. Terpaksa keluar tol dulu untuk masuk ke tol arah Tangerang/Merak. Sesat jalan ini memakan waktu 1,5 jam. Ampuuuuun... deh.

Keluar dari tol, isi bensin Pertamax (bukan komentar pertamax), karena BMW 320i didesain untuk bensin yang memiliki oktan minimal 92 dan Pertamax memliki nilai oktan 92. Kalo bensin Premium hanya memiliki oktan sekitar 90. Abis isi bensin, tanya ma petugasnya tentang jalan tol ke Pelabuhan Penyeberangan Jawa-Sumatera di Merak. Yup setelah mendapat wangsit wasiat dan petunjuk tersebut, langsung tancap lagi. Mobil BMW 320i ini masih aku yang nyupiri. Petunjuk itu ternyata benar, lega hati deh telah memasuki jalan tol dengan arah yang benar Jakarta - Merak.

Hajarrrrrrrr.........
BMW 320i warna hitam ini adalah milik temenku (digambar kok warna putih???) memiliki persneling otomatis, jadi ya.... cuma tekan pedal gas aja tanpa harus mikir-mikir perneling lagi. Pedal gas pun ku injak dan menghasilkan kecepatan 150 km/jam, mo coba-coba menjajal kehebatan mesinnya walau pedal gas tidak habis kuinjak. Hmmm.... mobil ini tidak goyang, masih stabil. Mobil kupacu ke Merak dengan kecepatan sekitar 80-130 km/jam.

Nyampe di Merak, kebetulan lagi ga banyak mobil yang antre untuk menyeberang ke Sumatera. Ada sekitar 20 truk yang lagi berjejer. Kebetulan jenis sedan dan minivan (Kijang, panther, L300, L200, dll) tak ada, jadi mobil yang kusetir kangsung diarahkan petugas untuk naik ke kapal penyebarangan yang berjudul Titian Nusantara.
Sekitar jam 12 malam. Setelah masuk, mobil diarahkan naik ke lantai 2 kapal. Wadowwww... jalannya menanjak, tapi bagi BMW 320i ini, tanjakan tersebut enteng aja. Aku cuma menekan pedal gas dikit aja, mobil ini udah bisa naik ke tanjakan lantai 2 kapal tersebut. Mobil kebetulan dapat parkir pojokan, bahhh.... bakalan keluar terakhir ntar neh. Ga apa-apa deh. Mobil kukunci. Oya... kunci mobil BMW 320i ini mirip ma Toyota Yaris Special Edition, yaitu hanya menggunakan remote. Kunci mobil secara fisik tidak digunakan. Hanya tekan-tekan tombol aja untuk membuka pintu dan menghidupkan mesin. Walaupun kunci mobil secara fisik diselipkan didalam remote, kunci fisik itu tak diperlukan selama batre remote dan remotenya masih berjalan dengan baik.

Penyebrangan Jawa - Sumatera (Merak - Bakauheni) normalnya memakan waktu sekitar 2,5 sampai 3 jam. Tersedia ruang tunggu berangin dan ber-AC. Yang berangin silahkan naik ke lantai 4. Yang ber-AC silahkan naik ke lantai 3. Fasilitas ruang tunggu ber-AC gratis..tis...tis... Tapi tergantung kapalnya seh. Ada juga kapal yang ruang tunggu ber-AC yang tidak gratis. Makanan utama adalah mie dalam kemasan gelas, ada Indomie, Supermie, dll. Minumannya terutama botolan selain kopi dan teh dalam gelas yang diseduh. Makanan dan minuman ini harus di bayar dengan harga sangat tinggi sekitar 4 kali lipat harga normal, hampir menyamai harga di hotel bintang 5. Jahhh... ampun deh. Aku beli 1 botol minuman teh hijau 300ml yang biasanya seharga 3500-4000, di kapal ini aku harus bayar 12 ribu rupiah!!!

Toilet tersedia di setiap lantai dengan air bersih tawar (bukan air asin yang biasanya terjadi pada kapal-kapal dulu). Cuma kebersihan toilet yang masih sangat dibawah standar kebersihan. Maklumlah... toilet kapal untuk rakyat jelata macam aku ini.

Setelah sampai di Bakauheni, mobil ini keluar nomor 2 terakhir seperti yang telah kuperkirakan sebelumnya. Kemudian diarahkan petugas untuk keluar dari areal pelabuhan Bakauheni. Bah... langsung ketemu tanjakan panjang. Truk-truk besar megap-megap untuk menaiki jalan tanjakan panjang keluar dari areal Pelabuhan Bakauheni ini. Ketemu juga truk-truk berisi bantuan untuk korban gempa Padang Pariaman Sumatera Barat, seperti gardu listrik, kabel (dari PLN Banten), makanan/minuman, air, dll.

Google Maps di Blackberry Bold 9000 kembali kuaktifkan untuk melihat jarak, posisi, dan ketepatan arah. Yup... ternyata aku masih di arah/jalan yang bener, lagian jalan dari Bakauheni ke Jalan Luar Metro Lampung tidak ada persimpangan besar. Setelah sekitar 72km, ketemu simpang. Ke kiri menuju Kota Metro Bandar Lampung, ke kanan menuju jalan lintas Sumatera arah ke Palembang. BMW 320i ini kuhajar dengan kecepatan sekitar 60-140 km/jam tergantung jalan dan kepadatan. Kebetulan jalan malam itu sepi (kalo malam sih biasanya sepi).

Yang kubingungkan adalah simpang di daerah Sumatera Selatan memasuki arah Kota Palembang. Ke kiri arah Palembang melewati Kota Kotabumi, ke kanan arah Palembang melewati Kota Menggala. Kembali ke Google Maps. Bah... Google Maps menunjuk ke arah Kotabumi, sedangkan menurut ingatanku, lebih baik melewati Menggala. Setelah berembuk dan rapat besar tanpa meja bundar, kami bertiga memutuskan melewati Menggala. Kebetulan kami lagi malas turun dari mobil untuk tanya2 petugas. Tancap terussss ke arah Menggala menuju Palembang.

Menurut informasi, arah Kotabumi adalah jalan Lintas Sumatera (walaupun nanti di Kota Palembang ada simpang lain menuju ke Lintas Sumatera juga). Sedangkan arah Menggala adalah Lintas Timur Sumatera.

Nyetir/nyupir di malam hari begini emang kusuka. Pertama, jalanan sepi sehingga aku bisa ngebut. Kedua, mobil lawan (kendaraan dari arah berlawanan) akan kelihatan dari jauh melalui lampunya. Ga enaknya adalah aku sendirian, temen lain pada tidur. Jahhh... kurang ajar. Hanya Dji Sam Soe temen setiaku (bahhhh... bisa masuk rumah sakit merokok terussss neh).

Jalan dari Bakauheni ke Palembang berjarak sekitar 600km lebih (lupa liat catatan) memakan waktu 9 jam. Aku mulai nyetir dari Jakarta Merak jam 9-12 termasuk sesat 1,5 jam lebih. Di kapal 3 jam istirahat. Nyetir lagi dari jam 3 subuh mpe jam 9 pagi. Jam 9 pagi itu udah melewati Kota Menggala, tetapi belom masuk Kayu Agung (aku lupa namanya), tugasku nyetir diganti ma temen. Temenku nyetir dari jam 9 pagi dan sampai ke Palembang jam 12 siang. Main-main dulu di bawah jembatan Ampera. Lalu cari makan. Jalan2 memasuki pasar traditional. Lalu jam 3 kembali tancap ke Arah Jambi melaui Sungai Lilin sebagai jalan Lintas Timur Sumatera. Jabatan supir masih di pegang oleh temenku.

Palembang-Jambi memakan waktu 4 jam (dari jam 3 sore mpe jam 7 malam). Kami memasuki Kota Jambi, keluar dari jalur Google Maps. Cari makan dulu ah... Di Jambi banyak jualan makanan seafood. Aku pun ngembat kepiting di warung sekitar Jalan Sultan Agung Jambi.

Jam 9 malam sehabis makan, Mata pun kenyang, perut pun mengantuk (eh... terbalik), kembali kami mengarahkan mobil ke Lintas Sumatera sesuai wangsit dari Google Maps. Oya... Google Maps ini versi 3.0.2 yang diinstal di Balckberry Bold 9000. Berjalan sangat lancar dengan dukungan provider jaringan seluler Pro-XL, walaupun pada beberapa area kami kehilangan sinyal XL. Google Maps memberitahu kami jarak Jambi Pekanbaru sekitar 600km. Kuperkirakan abis 10 jam (normal perjalanan kalo menggunakan mobil travel). Berarti aku akan nyampe di Pekanbaru jam 7 pagi hari Senin (05/10/09).

Mobil masih disetiri oleh temen (disetiri atau disupiri atau diisteri??? hehehehe...). Ngebut habis-habisan sehingga aku kayak menjadi seonggok beras dalam karung yang terombang-ambing ke kiri ke kanan. Kadang-kadang nyungsep ke depan kalo di rem mendadak. Kadang terhenyak ke belakang kalo di gas mendadak. Bahhh....

Dari Jambi ke Pangkalan Kerinci Riau memakan waktu 6 jam (sampai sekitar jam 3 pagi), abisan ngebut sehhh. Mobil kuambil alih setelah kulihat temenku ini mulai goyang alias ga stabil dan mobil pun jalannya mulai arahnya aneh2, kadang ke kiri kadang ke kanan. Hehehehehe kecapekan juga dia rupanya. Abisan nyetir dari jam 9 pagi mpe jam 3 pagi (21 jam) gilaaaa... walaupun ada istirahatnya.

Yup... setelah kuambil alih mobil BMW 320i tahun 2007 ini, kucicipi ia dengan dengan manis dan lembut. Jarak Pangkalan Kerinci - Pekanbaru sekitar 72km dengan jalan berkelok-kelok, kuhajar 1 jam.

Jam 4 pagi akhirnya nyampe juga aku di rumah, dengan tangan capek, muka kusut, perut laper (lagi???), kaki pegel, dll. Yup... yang penting sampe dengan mas Selamet di rumah (lho... kok mas Selamet seh...????). hehehehehehehe....... Padahal aku maunya nyampe di rumah dengan Sandra Dewi atau Aura Kasih atau juga dengan Cinta Laura atau ...........

Ini spesifikasi mobil BMW 320i tahun 2007 yang kupakai dari Jakarta-Pekanbaru melalui Lintas Sumatera.



Wheels

Tyre dimensions front205/55 R 16 V
Tyre dimensions rear205/55 R 16 V
Wheel dimensions front7 J x 16 steel
Wheel dimensions rear7 J x 16 steel

Engine

Cylinders/valves4/4
Capacity in ccm1,995
Stroke/bore in mm90.0/84.0
Max. output in kW at 1/min125 (170)/6,700
Max. torque in Nm at 1/min210/4,250
Power-to-weight ratio (EU) in kg/hp8.5

Weight in kg

Unladen weight EU1,445
Maximum permissible weight1,890
Permitted load520
Permitted axle load front/rear895/1,060

Performance

Drag (cw)0.26
Top speed (km/h)228
Acceleration 0 - 100 km/h (in s)8.2
Acceleration 0 - 1,000 m (in s)28.9
Acceleration 80 - 120 km/h in 4th/5th gear (in s)8.3/11.0

Fuel consumption

Urban (l/100 km)8.4
Extra-urban (l/100 km)4.8
Composite (l/100 km)6.1
CO2 emissions (g/km)146
Tank capacity in I (approx.)63

Further information about the official fuel consumption and the official specific CO2 emissions for new passenger automobiles can be obtained from "The Passenger Car (Fuel Consumption and CO2 Emissions Information) Regulations", which are available free of charge at all sales outlets and at DAT Deutsche Automobil Treuhand GmbH, Hellmuth-Hirth-Str. 1, 73760 Ostfildern, Germany.

Power output: the petrol engines of the BMW 3 Series Sedan are designed for RON 98 fuel. The engines may be run on RON 91 fuel (for the BMW 335i at least RON 95) with a decrease in power and an increase in fuel consumption.

Composite fuel consumption: all engines meet the EU5 emissions standard and are approved as EU5 in line with the EU5 incoming legislation - based on the EU regulation (EC) No. 715/2007 dated 20.06.2007. Fuel consumption is determined in accordance with the ECE driving cycle made up of approximately one third urban traffic and two thirds extra-urban driving (based on the distance covered). CO2 emissions are measured in addition to fuel consumption as such.



Catatan :
Lintas Timur Sumatera melewati 6 propinsi dan banyak kota yaitu Lampung, Palembang, Jambi, Pekanbaru, Medan, dan Aceh. Dengan jarak berbeda-beda.

Lintas Sumatera (sekarang biasa disebut Lintas Tengah Sumatera) melewati Lampung, Kotabumi/Palembang, Sarolangun-Bangko (Jambi), Kiliran Jao, Sawahlunto-Sijunjung, Solok, Padang, Bukittinggi, Medan, dan Aceh.

Lintas Barat Sumatera melewati Lampung, Kotabumi/Palembang, Bengkulu, Painan, Padang, Bukittinggi, Medan, dan Aceh.