Akhirnya Bisa Punya Kereta Bayi


Kepingin ngga sih punya kereta  bayi? Ya kepingin lah. Jawab saya nelangsa. Iyes sih sejak punya anak pertama sebenarnya punya kereta  bayi sudah menjadi keinginan yang terpendam. Kenapa terpendam? yah  karena kalau lihat harganya di toko perlengkapan bayi saya cuma bisa nelen ludah, mahal amat yak. Mana ngga bisa ngutang lagi. Hihihi ketauan ya doyan kredit. Eits ngga dink, ini bohong serius. Saya paling menghindari yang namanya berhutang. Bukaanya banyak alasan, cuma satu aja kok alasaanya. Takut ngga bisa bayar.

Lalu bagaimana dengan kereta  bayi itu apakah hanya akan menjadi keinginan yang tertunda, semacam angan-angan begitu. Yap sebagai ibu yang memikirkan banyak keperluan tentunya saya harus bisa memilih dan memilah mana yang penting dan mana yang bisa ditangguhkan. Tidak bisa memilikinya sekarang yah tidak apa-apa setidaknya ada benda lain yang lebih penting untuk dibeli. Mungkin belum rejeki.

Begitulah saya menyaman-nyamankan diri. Hingga tak terasa anak pertama saya kini sudah berusia lima tahun dan sudah punya adik bayi lagi. Yieeeeyy

Kelahiran bayi kedua kami tepat pada tanggal 3 November 2016 lahir dengan berat 2,9 dan panjang 4,9 cm. Alhamdulillah Habib (nama bayi saya) tumbuh sehat dan ndut. Bobot tubuhnya naik dengan cepat hingga saat ini di usianya yang masih 3 bulan berat tubuhnya sudah 6,2kg. Apa yang bisa saya ucapkan selain rasa syukur yang tak terhingga atas nikmat yang Allah berikan.

Keinginan memiliki kereta  bayi lagi-lagi mengusik minda saya, namun kali ini nampaknya Sang Pemberi Rejeki mendengar dan mengabulkannya lewat perantara tangan kakak ipar saya. Sebelumnya kakak saya sudah bilang ada beberapa barang bekas cucunya yang sudah tidak terpakai.

Mulanya saya tidak berfikir benda-benda apa itu, mungkin normalnya peralatan bayilah. Sampai akhirnya pada satu sore yang syahdu (mulai drama) kakak saya datang membawa kereta  bayi bekas cucunya alias keponakan saya yang kini sudah besar dan tidak dipakai lagi. Wow, seneng dong. Iyeslah, sampe meleleh air hidung ngga? Ngga lah, lebey.

Alhamdulillah meskipun bekas tapi kondisinya masih bagus ngga ada rusak sedikitpun hanya berdebu karena sudah disimpan lama. Dengan hati gembira nyanyi-nyanyi tralala-trilili saya membersihkan kereta bayi itu dan makin tidak sabar untuk segera memasukkan bayi saya kedalamnya. Kini memiliki kereta dorong bayi tidak lagi menjadi mimpi semu.


Kenapa sih senang sekali memiliki kereta  bayi?

Sama seperti ibu-ibu lain yang ingin mengajak anaknya jalan-jalan keliling sekitar rumah tentu lebih nyaman jika bayi tetap dalam posisi baring. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai pengganti ayunan. Loh emang bisa? Bisa, untuk mamak-mamak hemat (nunjuk idung sendiri) apa sih yang ngga bisa. Jadi kalau si bayi mulai ngantuk saya masukin ke dalamnya lalu mulailah dorong-dorong,  depan  belakang bolak-balik lama-lama dia tertidur << ya ampun ini bahasanya gimana sih?

Yang kedua, ternyata menurut pengamat pasar kereta  bayi ini harganya ngga pernah turun yang ada malah naik terus. Tapi bisa kok beli dengan harga lebih murah di online shop cuma harus pinter memilih dan belinya di online shop yang terpercaya ya. Atau bisa juga tuh beli yang second asal periksa dulu kondisinya, masih ok dan aman ngga untuk bayi. Karena keselamatan bayi yang utama kan buibu. Satu lagi nih yang penting jika bayi masih baru lahir mending jangan dulu pakai kereta bayi ya minimal nunggu sebulanlah. Untuk keselamatannya juga sih, karena tulang-tulangnya kan masih rapuh banget. Kalau ini sih standar keamanan yang aku buat sendiri.

Nah, ketika sebuah benda yang kita inginkan ternyata harganya mahal lalu tetiba ada yang ngasih gratisan rasanya tuh kayak dapat segalon air minum di tengah padang pasir gersang nan tandus (dramaaaaaa). *Gubrak.