Sebab Musabab Kabut Asap di Riau

Asap itu membunuh kami perlahan-lahan, Jenderal!!!

Meski sudah mulai mereda, bencana kabut asap di Riau bukan tidak mungkin terulang bila masyarakat Riau sendiri tak tahu apa penyebab utama dari kebakaran hutan dan lahan yang ada di Riau. Secara umum, ada banyak sekali pen yebab terjadinya kebakaran hutan yang ada di Riau.


Berikut ini beberapa faktor penyebab terjadinya kebakaran hutan di Riau yang dapat memicu terjadinya musibah kabut asap.
  • Cuaca yang ekstrim, musim kemarau yang panjang mendorong terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Riau hingga akhirnya muncul lah musibah kabut asap yang membahayakan.
  • Lahan gambut yg mudah terbakar, hampir 60% jenis tanah di Riau adalah gambut. Oleh karena itu lahan ini menjadi salah satu jenis lahan yang paling mudah terbakar. Cukup wajar bila di kawasan lahan gambut bila terjadi kebakaran akan sangat meluas efeknya karena jenis tekstur tanahnya yang mudah terbakar.
  • Cara bercocok tanam penduduk dengan cara membakar. Ini menjadi salah satu tradisi salah kaprah masyarakat di Riau yang harus ditindak tegas oleh aparat. Terlebih lagi bila cara ini dilakukan pada musim kemarau. Maka peluang untuk terjadi kebakaran yang meluas akan lebih besar lagi. Cara membuka lahan dengan membakar memang sangat ekonomis, cepat dan praktis. Namun di sisi lain sangat lah buruk efeknya bagi kesehatan masyarakat sekitar. Oleh karena itu perlu adanya tindakan hukum yang tegas bagi masyarakat yang suka membuka lahan baru dengan cara membakar lahan yang ada.
  • Tindakan membakar secara meluas bermotifkan finansial, ini biasanya dilakukan oleh kalangan ekonomi atas atau perusahaan tertentu yang ingin mendapatkan keuntungan yang besar dengan modal yang relative kecil.
  • Tidak optimalnya pencegahan oleh aparat di tingkat bawah. Jadi yang sering terjadi malahan adalah aparat di tingkat bawah tidak peduli atau malah bersekongkol dengan para pelaku pembakar lahan yang dapat menimbulkan efek kabut asap yang tidak sehat. Bila ingin kabut asap di Riau menjadi musibah yang tak terulang lagi, ketegasan memang harus dilakukan dari pihak aparat di tingkat bawah.
  • Kurang cepat dan efektifnya pamadaman api. Terkadang yang jadi soal adalah biaya dan kesungguhan. Modal yang besar dibutuhkan untuk membuat satu kali hujan buatan atau bom air. Sikap lamban dan tidak respek karena merasa bahwa musibah asap itu sudah menjadi musim yang biasa muncul setiap tahun di Riau. Jadi dianggap biasa saja, bukan menjadi sesuatu hal yang harus diselesaikan secara cepat.
  • Penegakan hukum yang tidak bisa menyentuh master-mind pembakaran. Inilah masalah yang dialami oleh aparat penegak hukum kita. Hukum itu runcing ke bawah namun tumpul ke atas. Ada orang-orang yang dianggap kebal hukum sehingga pelaku utama atau otak penyebab terjadinya kebakaran itu sulit disentuh. Itu karena aparat hukum tak punya keberanian menyentuh otak pembakar hutan dan lahan yang ada.

Dari beberapa faktor penyebab kebakaran di atas, Presiden SBY mengatakan, penyebab utama bencana asap di Riau bukanlah cuaca ekstrem, melainkan pembakaran. Presiden menyebutkan, hal itu seharusnya bisa dicegah. "Negara ini ada pejabat presiden, menteri, gubernur, bupati, wali kota, dan camat. Mestinya bisa dilakukan pencegahan supaya tidak terulang," kata Presiden.


Para perambah hutan juga disebut-sebut sebagai salah satu faktor penyebab dari terjadinya kebakaran hutan dan kabut asap di Riau. Para perambah ini menebang hutan dan membakar bekas hutan untuk dijadikan lahan perkebunan. Penuturan para perambah bahwa mereka mendapatkan Surat Keterangan Ganti Rugi (SKGR) dari kepala desa setempat. Mereka yang bukan masyarakat setempat mengaku tidak mengetahui lahan yang dirambah merupakan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu. Pihak perambah juga menjelaskan bahwa mereka hanya mengerjakan lahan sekitar 16 ha dan baru tanam sawit di lahan seluas 5 ha. Pengakuan mereka bahwa mereka membuka hutan karena hanya ingin bertani. Pihak Kepolisian Riau terus mengembangkan kasus ini dibantu dengan pihak Kejaksaan Riau, Kemenhut, dan KLH.


Berdasarkan laporan Tim Khusus Satgas Darat yang disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, pihaknya mendapati 39 kamp yang digunakan para perambah dengan gelondongan potongan kayu yang beratnya ratusan ton. Tim ini terus bergerak untuk mendapatkan lebih banyak perambah karena temuan ratusan ton potongan kayu yang siap dikirim melalui kano-kano kecil.

Fakta membuktikan bahwa penyebab terjadinya bencana kabut asap yang bersumber di Riau pada dasarnya disebabkan oleh kelakuan tangan-tangan jahil manusia sendiri, baik warga lokal maupun pihak-pihak yang ingin mengeruk keuntungan di Riau yang masih kaya dengan hutan. Terjadinya kabut asap menandakan bahwa di bumi Riau ini sedang terjadi pembantaian terhadap flora yang ada. Tak pandang itu yang dilindungi ataupun yang tidak. Maka dari itu warga Riau harus betul-betul paham mengenai penyebab ini. Jangan sampai warga Riau menjadi pembunuh bagi warga Riau itu sendiri.


Adanya bencana kabut asap di Riau telah menyebabkan berbagai bencana di semua bidang kehidupan. Bahkan yang paling parah adalah ketika propinsi ini dinyatakan sebagai propinsi yang tak layak huni karena kualitas udaranya. Keserakahan manusia telah menghilangkan rasa simpati akan nasib saudara sendiri. Alam akan bersahabat dengan manusia andai saja manusia mau menjaga alam semesta ini dengan bijak. Dan begitulah seharusnya kita memperlakukan hutan yang ada di Riau.