Taman Nasional Tesso Nilo

Tesso Nilo Sebagai Hutan yang Kaya


Taman Nasional Tesso Nilo merupakan sebuah taman nasional yang terletak di Propinsi Riau, yaknin tepatnya di Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Indragiri Hulu. Taman nasional tersebut telah diresmikan pada 19 Juli 2004 dan saat ini Taman Nasional Tesso Nilo menjadi salah satu tujuan wisata di Propinsi Riau.

Istilah Tesso Nilo berasal dari kata Teso dan Nilo yang merupakan nama dua buah sungai yang membelah wilayah tersebut. Sejak zaman dahulu hingga sekarang, sungai tersebut masih menjadi sarana transportasi yang cukup vital. Bagi masyarakat lokal sendiri yang mayoritas suku Melayu, Tesso Nilo merupakan kawasan perlindungan dan pengelolaan hutan. Terdapat beberapa bentuk tradisi masyarakat Melayu di kawasan hutan tersebut seperti mengambil ikan dan madu. Tradisi ini merupakan tradisi unik yang tak lepas dari keberadaan hutan Tesso Nilo itu sendiri.

Menurut Andi Glison (2001), kawasan Tesso Nilo merupakan kawasan yang memiliki kekayaan tumbuhan vaskular tertinggi di dunia hingga mengalahkan kawasan hutan lainnya termasuk juga hutan amazone. Pada tahun 2001 Center for Biodiversity Management yang berasal dari Australia menemukan sedikitnya 218 jenis tumbuhan vascular di petak seluas 200 m2. Sementara hasil penelitian dari LIPI dan WWF Indonesia (2003) dalam petak sample plot yang berukuran 1 hektar ditemukan sedikitnya 360 jenis yang tergolong ke dalam: 165 marga dan 57 suku dengan rincian 215 jenis pohon dan 305 jenis anak pohon. Hal ini menjadikan kawasan Tesso Nilo tersebut disebut-sebut sebagai hutan dengan tingkat keanekaragaman hayatinya tertinggi di dunia.

Beberapa jenis tumbuhan yang ada di Taman Tesso Nilo merupakan jenis yang keberadaanya terancam punah dan masuk dalam data red list IUCN. Tumbuhan tersebut diantaranya adalah:
1. Kayu Batu (Irvingia malayana),
2. Kempas (Koompasia malaccensis),
3. Jelutung (Dyera polyphylla),
4. Kulim (Scorodocarpus borneensis),
5. Tembesu (Fagraea fragrans),
6. Gaharu (Aquilaria malaccensis),
7. Ramin (Gonystylus bancanus),
8. Keranji (Dialium spp),
9. Meranti (Shorea spp),
10. Keruing (Dipterocarpus spp),
11. Sindora leiocarpa, Sindora velutina, Sindora Brugemanii, dan jenis-jenis durian (Durio spp) serta beberapa jenis Aglaia spp.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh LIPI (2003) di kawasan hutan Tesso Nilo juga ditemukan sekitar 83 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan obat. Terdapat juga 4 jenis tumbuhan untuk racun ikan. Tanaman obat yang cukup penting bisa ditemukan di kawasan tersebut yaitu jenis pagago (Centella asiatica) dan patalo bumi (Eurycoma longifolia).



Sementara untuk jenis satwa, di hutan Tesso Nilo dapat ditemukan beberapa jenis satwa seperti Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), harimau (Panthera tigris sumatrae), tapir (Tapirus indicus), rusa (Cervus timorensis russa), siamang (Hylobathes syndactylus syndactylus), beruang madu (Helarctos malayanus malayanus).


Program Konservasi Taman Tesso Nilo

Program Wilayah Konservasi Tesso Nilo (Tesso Nilo Conservation Landscape Program), meliputi 7 modul, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kejahatan Hutan (Forest Crime),
2. Perlindungan Harimau (Tiger Protection), mengarah pada penggalakan pemberlakuan hukum bagi perburuan harimau, mengumpulkan informasi mengenai penyebaran harimau, dan mengkampanyekan perlindungan habitat harimau ke pemerintah daerah di wilayah provinsi Riau.
3. Pengelolaan Taman (Park Management),
4. Konflik Manusia - Gajah (Human - Elephant Conflict),
5. Hubungan Bisnis (Corporate Relations), Hubungan Komunitas (Community Relations),
6. Pengelolaan Proyek (Project Management).

Berbagai langkah hukum terus dilakukan untuk keselamatan Taman Tesso Nilo, seperti misalnya penetapan batas wilayah, perambahan hutan Tesso Nilo, pencaplokan lahan oleh masyarakat dan oknum, perburuan binatang dan tumbuhan, dan hal lainnya. Terbukanya jalan di areal Taman Nasional Tesso Nilo akibat bekas jalan perusahaan HPH membuat dampak buruk bagi keselamatan kawasan ini.

Cara Menuju ke Tesso Nilo

Setidaknya telah ada 5 jalur penerbangan yang rutin menuju ke Kota Pekanbaru sebagai Ibu Kota Provinsi Riau. Yakni melalui Jalur Batam, Jakarta,Medan, Singapura dan Kuala Lumpur. Dari Kota Pekanbaru perjalanan dapat dilanjutkan menuju ke lokasi Taman Nasional tesso Nilo dengan menggunakan kendaraan roda empat dengan jarak tempuh lebih kurang selama 4,5 jam. Perjalanan bisa ditempuh melalui jalan Lintas Timur menuju ke Kabupaten Pelalawan, yakni tepatnya di Kecamatan Ukui. {GW/SUG]



Sumber gambar :
http://tessonilonationalpark.blogspot.com/