Pariwisata Lingga Riau

LINGGA BUNDA TANAH MELAYU, itulah julukan bagi negeri Kerajaan Riau-Lingga yang sekarang menjadi Kabupaten Lingga sejak tahun 2003 ini dan berikbukota di Daik. Sejak menjadi kabupaten baru tersebut, Daik Lingga mulai bangkit. Kebangkitannya ini untuk mensejajarkan kembali posisinya diantara saudara-saudara mudanya Penyengat dan Siak. Daik Lingga dahulu betul-betul "tenggelam" secara posisi dan kejayaan kerajaan-kerajaan muda. Untuk itu masyarakat dan pemerintahnya mulai membangkitkan Daik-Lingga dari berbagai bidang terutama Pariwisata Lingga karena potensinya sangat besar sekali. Hal ini didukung infrastruktur yang mulai dibangun seperti jalan, transportasi, listrik dan air serta akomodasi maupun telekomunikasi.

Perjalananku pada tanggal 8-11 Desember menuju Lingga Bunda Tanah Melayu kemaren menunjukkan bahwa benar potensi pariwisata Lingga sangatlah menonjol. Masih di Kota Daik kita dapat menemukan wisata Religius (Mesjid Sultan Lingga Riau), maupun Makam Yang Dipertuan Muda X Raja Muhammad Yusuf yang biasa disebut Makam Merah dengan jumlah pagar yang tidak bisa dihitung secara tepat. Ketika malam 27 Ramadhan akan ada acara malam 7 (tujuh) Likur sebagai wisata Seni dan Budaya. Acara ini mirip dengan Festival Lampu Colok di Pekanbaru dan Bengkalis. Terdapat juga Pentas Seni Bangsawan, Tradisi Mandi Syafar, Tarian Zapin, Berzanji, Musik Kompang, Silat Daik, Tarian Joget Dangkong, maupun orkes Melayu. Pada tanggal-tanggal tertentu diadakan Festival Memancing, Lomba perahu Jung, Lomba Dayung Sampan, Lomba dan Festival Layang-layang Daik.

Wisata sejarah yang memberikan gambaran kejayaan Kerajaan Melayu Riau-Lingga pun terdapat di seantero pulau Lingga. Replika Bangunan Gerbang dan Istana Damnah, Situs Istana Damnah, Situs Pondasi Istana 44, Situs Istana Robat, Benteng Bukit Cening, Benteng Bukit Pasir Panjang, Benteng Tanjung Cengkeh, Benteng Kuala, Benteng Pulau Mepar, maupun Benteng Kubu Parit. Semuanya membuktikan bahwa daerah ini adalah pusat pemerintahan dan perkembangan kebudayaan Kerajaan Melayu di Riau.

Dalam kesempatan aku ke Daik tersebut, aku hanya sempat mengunjungi 3 lokasi wisata alam. Aku kemudian terpukau, terkagum-kagum akan keindahan alam Daik Lingga. Ketiga lokasi ini menjadikan Pariwisata Lingga layak "jual" ke seantero Indonesia dan manca negara, tentunya dengan menjaga keseimbangan alam itu sendiri.

Pariwisata Lingga : PANTAI PASIR PANJANG

Pertama, aku mendatangi Pantai Pasir Panjang dengan menempuh waktu sekitar 20 menit dari pusat kota Daik tempat aku menginap menuju ke arah Barat. Kondisi jalan aspal yang sangat bagus membuat perjalanan menjadi menyenangkan. Pantai Pasir Panjang adalah sebuak teluk yang dapat kusebut mirip dengan "Lagoon" atau "laguna" yang banyak di daerah Thailand maupun China bagian selatan. Pasir putih membentang sepanjang teluk dengan air yang sangat jernih. Sebuah pondok nelayan berdiri di tengah-tengah teluk memberikan suatu pemandangan yang sangat eksotis.

Mendaki Bukit Pasir Panjang yang tak seberapa tinggi makin memberikan sensasi lain atas rasa indah yang diberikan Tuhan kepada Lingga. Di Bukit tersebut terdapat sebuah benteng batu sebagai pertahanan serangan bagi Kerajaan Lingga. Sungguh Menakjubkan.




Pariwisata Lingga : AIR TERJUN RESUN

Air Terjun Resun berada di Desa Resun - Daik Lingga sekitar perjalanan 20-30 menit dari Kota Daik menuju timur. Pelabuhannya yang berada di tepi sungai Resun menyediakan transportasi ke Desa Pancur seperti yang dijelaskan di bawah.

Air Terjun ini memiliki landasan terjun sekitar 45 derajat sehingga air tidak langsung terjun ke dasar tetapi mengalir di dinding landasan tersebut. Gemericik air dan suhu sekitarnya sangat menentramkan hati. Pohon-pohon tinggi masih tertanam dengan baik tidak terganggu oleh manusia. Cahaya Matahari menembus di sela-sela dedaunan memberikan cahaya yang sangat indah.

Jalan menuju Air Terjun akan diaspal pada tahun 2012 ini akan menjadikan wisata alam Air Terjun Resun mudah dicapai dengen berkendaraan roda 4. Perjalanan menuju lokasi ini saja sudah sangat indah dengan sungai kecil bebatuan yang mengalir di sisi kanan jalan tersebut.



Pariwisata Lingga : DESA PANCUR

Aku bisa membandingkan pemandangan ini, walau beda jenis pantainya, dengan Pantai Senggigi Lombok ketika menghadap ke Pulau Bali dimana terlihat jelas Gunung Agung. Desa Pancur berada di Laguna Pancur yaitu Teluk yang sangat menjorok ke dalam. Berbagai dimensi alam dapat ditemukan di desa ini, ada bukit, gunung, sungai, maupun laut itu sendiri. Dari atas bukit kita dapat melihat rumah-rumah penduduk yang menghadap pantai yang juga berhadapan langsung dengan Gunung Daik. Rumah-rumah di Desa Pancur selalu menghadap air baik sungai maupun laut. Mereka membangun rumah tidak membelakangi air, kecuali beberapa rumah yang ada di darat. Ini konsep bangunan masyarakat China yang membuat Desa Pancur menjadi berbeda dengan desa lainnya yang berada di tepi sungai maupun di tepi laut. Halaman rumah mereka adalah "pelantar" yang menjadi jalan umum bagi siapa saja yang mau melaluinya. Hal ini menunjukkan rasa sosial yang sangat tinggi diantara mereka.

Ketika sore hari dan waktunya matahari terbenam, pemandangan dari Desa Pancur menjadi semakin eksotis dan penuh kehangatan untuk menikmati keindahan alam ini. Matahari berada di balik Gunung Daik menjadi sebuah hadiah yang tak terhingga bagi Desa Pancur.


Desa Pancur dapat dicapai dengan menggunakan Speedboat dari Tanjung Pinang setiap hari yang memakan waktu sekitar 3 jam. Jalur lainnya adalah dari Kota Daik menuju Desa Resun dan naik kapal speedboat kecil menyusuri Sungai Resun langsung ke Desa Pancur sekitar 20 menit.


*****

Sebuah SMS masuk dari pak Professor, "bayangkan jika tahun depan ada acara Pancur Lagoon Poetry Reading", kurang lebih begitu isinya. Waaah berarti pak Professor yang sangat mencintai keindahan alam berencana untuk makin menaikkan Daik Lingga dan sekitarnya melalui acara-acara yang sangat berhubungan erat dengan keindahan alamnya, dan tentu saja akan menaikkan Pariwisata Lingga dan marwah Kerajaan Melayu Lingga. Aku balas sms itu "saya ikut pak untuk jadi tukang kodak hehehe".


Pariwisata Lingga

Wisata Alam
Wisata Religius
Wisata Sejarah
Seni dan Budaya
Museum

Fasilitas Penunjang Pariwisata Lingga
Bank dan Pos
Hotel dan Penginapan
Rumah Makan
Tranportasi