Pepatah Bahasa Indonesia

Pepatah Bahasa Indonesia menyambung postingan sebelumnya tentang Peribahasa Indonesia.

Pepatah seakan-akan sama dengan bidalan, tetapi pepatah mempunyai rangkaian perkataan berkerat-kerat atau berpatah-patah. Sebagai contoh, diam ubi berisi, diam besi berkarat bermaksud orang yang pendiam tetapi berakal itu lebih baik daripada orang yang pendiam tetapi bodoh. (wikipedia)

Dalam adat Melayu dan juga Minangkabau, pepatah digunakan untuk menyampaikan suatu ungkapan yang mematahkan pembicaraan lawan bicara ataupun untuk mempertegas suatu maksud pembicaraan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan :
pepatah
pe-pa-tah n peribahasa yg mengandung nasihat atau ajaran dr orang tua-tua (biasanya dipakai atau diucapkan untuk mematahkan lawan bicara), spt tong kosong nyaring bunyinya, orang yg tidak berilmu banyak bualnya;
-- petitih berbagai-bagai peribahasa
Petitih
pe·ti·tih Mk n peribahasa; pepatah
Mk = Minangkabau
n = nomina, kata benda

CONTOH PEPATAH BAHASA INDONESIA
Ada sama dimakan, tak ada sama ditahan
(susah dan senang ditanggung bersama)

Adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah
(semua perbuatan harus mengingat adat dan agama yang tidak bertentangan)

Adat muda menanggung rindu, adat tua menanggung ragam
(orang muda hendaknya lebih bersabar dalam menginginkan sesuatu, orang tua hendaknya bersabar dalam kesulitan)

Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung
(segala sesuatu ada caranya)

Adil raja disembah, lalim raja disanggah
(yang adil akan selalu dipuji, yang jahat akan selalu dilawan)

Air orang disauk, ranting orang dipatah
(hendaknya kita mengikuti adat negeri dimana kita berada)

Akal tak sekali datang, runding tak sekali tiba
(segala sesuatu berjalan sesuai tahap demi tahap)

Ada aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakang
(bila berhadapan bermulit manis, bila dibelakang berkata jahat/jelek)

Alur bertempuh, jalan berurut
(dilakukan menurut tahap, adat dan kebiasaan yang lazim)

Anak dipangku dilepaskan, beruk dirimba disusukan
(memikirkan urusan orang lain yang tak berguna sehingga melupakan urusan penting sendiri)

Angus tiada berapi,karam tiada berair
(ditimpa musibah terus menerus

Antah berkumpul sama antah, beras sama beras
(setiap orang mencari orang segolongannya)

Berani hilang tak hilang, berani mati tak mati
(mengerjakan suatu pekerjaan hendaknya sampai selesai)

Berbilang dari esa, mengaji dari alif
(semua ada permulaannya)

Bercerai tidak bertalak, kembali tidak berkadi
(orang yang selalu berbuat kejahatan)

Berudu besar di kubangan, buaya besar di lautan
(tiap orang berkuasa di lingkungan masing-masing)

Besar diambak, tinggi dianjung
(orang menjadi besar karena dimuliakan oleh pengikutnya dengan cara mulia)

Bila kain panjang sejengkal, jangan laut hendak diukur (ajuk)
(bila ilmu dan pengalaman belum seberapa, jangan melawan orang yang berilmu dan pengalaman lebih)

Diapit tak bersangit, diambat tak bertali
(istri yang ditinggalkan suami tanpa nafkah, tetapi tidak dicerai)

Dibuat karena Allah, menjadi murka Allah
(perbuatan baik yang disangka perbuatan buruk oleh orang lain)

Ditarik menanduk, diiring menyepak
(orang yang selalu mengacaukan keadaan suasana)

Dekat tak terantar, jauh tak antara
(sesuatu yang dekat belum tentu bisa diambil jika tiada upaya)

Harapan diuntung gamit, kain di badan didedahkan
(berharap keuntungan yang tak pasti, keuntungan kecil dilupakan)

Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah
(hendaklah hidup menurut adat yang baik)

Ketika ada jangan dimakan, bila habis maka dimakan
(hendaknya tidak menghamburkan simpanan atau selalu berhemat)

Kasihan anak tangan-tangankan, kasihan bini tinggal-tinggalkan
(yang disayang jangan terlalu dimanjakan)

Kalau tiada angin bertiup, tiada pohon bergoyang
(sesuatu terjadi pasti ada sebab-musababnya)

Malu berkayuh, perahu hanyut
(kalau tiada usaha, tidak akan berhasil)

Menembak beralamat, berkata bertujuan
(suatu perbuatan harus ada maksud dan tujuannya

Mengusir asap, timbul api
(meninggalkan sesuatu yang penting karena mencari sesuatu yang tak penting)

Rasa air ke air, rasa minyak ke minyak
(masing-masing kembali ke golongannya)

Sekali air besar, sekali tepian beranjak
(setiap masa ada pergantian penguasa)

Sembahyang berwaktu, janji berketika
(segala sesuatu ada batasnya)

Sungguh kawat dibentuk, ikan di laut yang di-adang
(meski kelihatan tidak ada maksud, sesungguhnya ada yang dituju)

Terapung tak hanyut, terendam tak basah
(belum ada kejelasan duduk masalah)

Terpijak kapur - putih, terpijak arang - hitam
(pekerjaan baik berbuah baik, pekerjaan jahat berbuah buruk)

Untung sepanjang jalan, malang sekejap mata
(selalulah bersikap hati-hati)

Zaman beralih, musim bertukar
(tidak ada yang abadi, semua ada perubahan)


Kalo mo baca tentang kata atau kalimat yang dibaca bolak-balik sama aja, klik di sini PALINDROME, ada juga tentang pantun dan puisi.