STOP MEROKOK DENGAN TOTOK

Salah satu cara berhenti merokok

Selama sekitar lima menit, telunjuk Fuad Baradja mengetuk-ngetuk ubun-ubun, wajah, dan dada seorang pasien secara bergantian. Setiap kali melakukan ketukan ketiga bagian tubuh itu, Fuad meminta pasien mengisap rokok dan merasakan perbedaan rasa dan sensasinya. “Rasanya lebih hambar dari yang pertama,” kata pasien tersebut.

Ketukan jari telunjuk Fuad itu bagian dari terapi untuk berhenti merokok. ”Gunanya untuk membuka aliran darah yang selama ini diperkirakan korslet,” ujar bekas pemain sinetron yang banting setir menjadi pegiat anti merokok itu. ”kalau dibuka, titik-titik ini akan berfungsi secara positif, ” katanya.

Titik aliran darah itu, ia melanjutkan, adalah titik yang lazim di gunakan dalam metode akupunktur. Bedanya, dalam terapi ini tidak digunakan jarum cukup dengan jari tangan. Metode yang dipakai Fuad lazim di sebut sebagai terapi Spiritual Emotional Freedom Technique, yaitu metode penyembuhan rasa sakit dengan menggabungkan akupunktur dengan aspek kerohanian.

Merokok, kata Fuad, adalah penyakit emosional bukan fisik. Orang yang merokok adalah orang yang mennganggap nikotin itu enak sehingga berefek kecanduan. Orang yang tak merokok tidak suka, bahkan mual, bila menghirup asap rokok. Terapi ini akan membuat seseorang merasakan rokok itu tidak enak, pahit. ”Karena tidak enak, orang akan berhenti merokok,” katanya.

Karena itu, orang yang ingin mengikuti terapi ini harus punya keyakinan kuat untuk berhenti merokok. Kalau hanya coba-coba, kata Fuad, terapi ini tidak akan mujarab. ”Saya yakinkan kepada mereka yang hendak ikut terapi, kalau coba-coba, mending tidak usah,”katanya.

Keinginan kuat dan motivasi agar seseorang berhenti merokok dilakukan terapis sebelum mengawali terapi inti. Pasien akan diminta menyebutkan alasan berhenti merokok. Alasan ini, kata Fuad, harus jujur karena akan didorong menjadi alasan kuat untuk memotivasi berhenti merokok.

Setelah itu, pasien akan diberi pengarahan tentang bahaya merokok. Dalam hal ini, Fuad menggunakan gambar-gambar yang ditunjukkan melalui komputer jinjingnya. Gambar yang diberikan diantarannya perbedaan paru-paru antara mereka yang merokok dan tidak merokok, serta gambar penyakit akibat mengisap nikotin.

Pasien yang semakin yakin untuk berhenti merokok lalu memasuki tahap terapi inti. Pasien akan diminta menekan daerah dada dibagian kiri. Tindakan itu terus dilakukan hingga menemukan titik yang sakit saat di tekan. ”Titik itu tempat berkumpulnya saraf utama di tubuh kita,”kata Fuad.

Kemudian ia meminta sang pasien ikut mengucapkan dua kalimat yang dikatakannya. Kalimat itu semacam doa mengadu kepada Tuhan. Kalimat biasa di sesuaikan dengan alasan si pasien untuk berhenti. ”Ini untuk memasrahkan diri kepada Tuhan, dan menguatkan hati untuk sembuh dari kecanduan,” katanya.

Total ada sembilan titik pada tubuh pasien yang perlu di ketuk-ketuk. Bermula dari ubun-ubun, kemudian ke bagian wajah yang mencakup titik diantara kedua mata, di ujung mata, di bawah mata, bawah hidung, dagu, bawah leher, dada atas, dan dada bawah. Kemudian pasien diminta menarik dan menghembuskan napas sedalam-dalamnya.

Setelah selesai, pasien diminta menghisap rokok. Biasanya pasien akan merasa hambar saat merokok. Kemudian terapi akan diulangi hingga paling banyak tiga kali. Dalam beberapa kasus, ada pasien yang muntah-muntah. ”Itu efek positif bahwa aliran darah positifnya telah di buka,” katanya.

Selama setahun mempraktekkan terapi ini, Fuad mengaku tingkat keberhasilannya tinggi. Wayan Sudharman, salah seorang bekas pasiennnya, berhenti total setelah menjalani terapi. Koki sebuah Hotel di Bali ini sebelumnya mampu menghabiskan dua bungkus rokok dalam sehari. ”kini kena asap rokok saja saya tidak suka,” katanya.

Fuad menyarankan agar terapi di lakukan dua kali. Ia juga menyebutkan tidak ada efek samping dari terapi ini, karena tak memakai obat. Selama ini ia membuka praktek di ”Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok”, kompleks perkantoran ITC Fatmawati, Jakarta Selatan.

Mereka yang berminat dapat membuat perjanjian sebelumnya di nomor 0811866411. Soal tarif ? Fuad tak mematok harga khusus, dan menyerahkannya kepada si pasien. ”Ini bagian dari kampanye saya, kok,” ujarnya.

Sumber :
Koran Tempo
Minggu, 28 Maret 2010
Halaman A16